IHSG Justru Anjlok di Tengah Capres – Cawapres Komplit, Ada Apa?

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawan berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Penulis: Lona Olavia
23/10/2023, 11.01 WIB

Sudah adanya tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan maju ke putaran Pilpres 2024 ternyata belum mampu mendongkrak kenaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ditetapkannya Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi sebagai cawapres Prabowo Subianto pada Minggu (22/10) malam juga tak memberikan banyak tekanan ke IHSG.

IHSG terpantau melemah pada awal perdagangan sesi I Senin (23/10). Para analis menilai investor cenderung wait and see sembari memantau dampak sentimen eksternal ke dalam negeri.

Per pukul 10.55 WIB, IHSG terkoreksi 1,3% ke posisi 6.758. IHSG sempat meninggalkan level psikologis 6.800 pada pagi ini. Bahkan semua sektor yang ada di BEI berada di zona merah. Dari 11 sektor yang ada, infrastruktur turun paling dalam hingga 2,9%

Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger MM menilai, sudah adanya kepastian peta politik melalui adanya nama pasangan tiga capres – cawapres di mana salah satunya ada nama Gibran tidak terlalu berefek sementara ke IHSG. Meski begitu, ia menilai kejatuhan IHSG di awal pekan pagi ini bukan karena pasar tidak menyukai nama-nama tersebut. 

“Pelemahan rupiah dan sentimen global masih menjadi pemberat IHSG,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (23/10).

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS, menurut Roger mempunyai banyak efek seperti kenaikan biaya hingga dana asing yang akan keluar dan lainnya.

Senada Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan, pengumuman tiga paslon capres – cawapres tidak berpengaruh signifikan ke IHSG.

IHSG selama pekan terakhir dipengaruhi ketidakpastian di pasar selama pekan terakhir seperti FOMC minutes yang menunjukkan kebijakan The Fed yang akan lebih hawkish untuk mempertahankan tingkat suku bunga (FFR) yang tinggi. Selain itu kenaikan tingkat suku bunga BI sebesar 0,25% yang melawan ekspektasi pasar, serta ketidakpastian dari perang Hamas-Israel.

“Semua ketidakpastian ini maupun dari domestik atau luar membuat IHSG turun,” katanya.

Apalagi jika dilihat semua indeks utama di Asia, Amerika atau Eropa turun dalam sepekan terakhir. “Kalau kita lihat hari ini yield 10 tahun AS juga mulai naik lagi secara kencang. Jadi itu juga pengaruh penurunan indeks global,” ucap Arjun.

Pendiri WH Project William Hartanto menuturkan, pasar belum akan langsung merespon ketiga capres – cawapres. Para pelaku pasar memang lebih memilih untuk wait and see sementara waktu.

Menurutnya dampak pengumuman tersebut terhadap IHSG tidak besar. Hal berbeda jika sudah tahapan quick count sehingga akan terlihat respons pasar. “Satu-satunya cara untuk menjadikan capres - cawapres menjadi sentimen pasar adalah melihat program-program rencananya nanti kalau misalnya salah satu dari mereka menang, itu biasanya kelihatan saat debat capres,” ujarnya.

Pekan lalu, saat dua pasang kandidat capres – cawapres yakni Ganjar Pranowo – Mahfud MD dan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mendaftar ke KPU IHSG juga jatuh. Arak-arakan panjang dengan puluhan ribu simpatisan mengiringi pendaftaran itu, namun kemeriahan pendaftaran itu tak bisa mendongkrak nilai tukar rupiah dan IHSG, yang biasa menjadi patokan ekonomi harian.

Apalagi rupiah dibayangi pelemahan hingga ke Rp 16.000 per dolar AS yang menurut analis bisa terjadi dalam waktu dekat ini.