Indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada Rabu (29/11). Indeks utama Bursa AS seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup dengan pergerakan yang hampir stagnan meskipun secara keseluruhan indeks tersebut masih menuju kenaikan bulanan terbesar sepanjang 2023.
Melansir dari CNBC, 30 saham mengerek kenaikan Indeks Dow Jones sebesar 13,44 poin atau 0,04% ke level 35,430.42, pada Rabu (29/11). Sementara itu, Indeks S&P 500 turun 0,09% dan berakhir di level 4,550.58 dan Nasdaq Composite melemah 0,16% ke level 14,258.49.
Dengan kembalinya momentum pada bulan November, indeks utama Bursa AS mendekati level tertinggi yang tercapai pada musim panas 2023. Dow harus naik sekitar 0,5% untuk mencapai titik tertinggi penutupan tahun ini. S&P 500 masih sekitar 0,8% di bawah level tertinggi penutupan tahun ini, sementara Nasdaq masih sekitar 0,7% di bawahnya.
Sementara itu, di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun turun di bawah 4,3% untuk pertama kalinya sejak bulan September. Hal ini memberikan dukungan tambahan terhadap penilaian saham secara keseluruhan.
Data menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal ketiga melebihi ekspektasi sebelumnya, yakni sebesar 5,2% secara tahunan. Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh revisi pengeluaran pemerintah dan investasi dalam struktur non-perumahan.
Menurut Chief Investment Strategist CFRA Research Sam Stovall, ada kemungkinan penyesuaian terhadap kinerja ekonomi saat ini, yang mungkin terjadi di awal Desember sesuai dengan pola historis yang sering terjadi. Meskipun demikian, secara historis, Desember adalah bulan yang memiliki kinerja terbaik, yang mengindikasikan adanya kecenderungan untuk peningkatan secara keseluruhan.
“Jadi saya tidak akan terkejut jika kami terus memiliki pergerakan positif di pasar antara sekarang dan akhir tahun,” kata Stovall dikutip dari CNBC, pada Kamis (30/11).
Potensi Reli Akhir Tahun
Sementara itu, Chief Technical Strategist LPL Financia Adam Turnquist mengatakan bahwa S&P 500 bisa mencapai level 4.600 pada akhir tahun ini. Bahkan, kata Turnquist, kondisi pasar saat ini menyoroti tren inflasi jangka panjang yang cenderung menurun, hal ini juga diakui oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
“Mengenai potensi Santa Claus' rally, saya pikir ada kesempatan meningkat. Kami tidak berada dalam kondisi yang berlebihan. Saya percaya masih ada peluang lebih besar untuk ikut serta dalam rally tersebut," ucap Turnquist.
Para pialang saham merasa optimis bahwa periode penyesuaian suku bunga oleh Federal Reserve telah berakhir. Prediksi harga kontrak berjangka mengindikasikan kemungkinan bank sentral mengurangi suku bunga lebih awal pada musim semi yang akan datang. Namun, Presiden Richmond Fed Thomas Barkin menyatakan bahwa para pembuat kebijakan masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga jika laju inflasi tidak melambat.
Meski demikian, indeks pasar utama tetap menunjukkan tren kenaikan yang kuat. S&P 500 dan Dow masing-masing mengalami kenaikan sebesar 8,5% dan 7,2% selama November. Sementara itu, Nasdaq naik sekitar 10,9% dalam periode yang sama.