Pemegang Saham BREN Bertambah 2 Kali Lipat Dibanding Kenaikan di BBCA

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877.
Penulis: Lona Olavia
7/12/2023, 10.44 WIB

Kenaikan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sudah sangat tinggi ternyata masih mampu membuat jumlah pemegang sahamnya bertambah banyak. 

Menurut laporan bulanan registrasi pemegang saham perseroan per 30 November 2023, dikutip Kamis (7/12) jumlah pemegang saham emiten yang dimiliki orang terkaya nomor satu di Indonesia itu bertambah 4.201 dari bulan sebelumnya.

Terbaru jumlah pemegang saham BREN kini menjadi 28.955 per akhir November, dari 31 Oktober yang saat itu masih 24.754 pemegang saham.

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tercatat menguasai 64,666% saham BREN, sama dengan bulan Oktober. Lalu Green Era Energy juga masih memiliki 23,603% saham. Green Era Energy tercatat sebagai pihak terafiliasi. Masyarakat nonwarkat menggenggam 15.694.413.334 saham BREN atau 11,731%. Penerima manfaat akhir dari BREN adalah Prajogo Pangestu.

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bulan lalu juga mengalami kenaikan jumlah pemegang saham. Namun jumlah pemegang sahamnya hanya bertambah 2.576. Sehingga jumlah pemegang saham BBCA kini menjadi 324.904 per akhir November, dari 31 Oktober yang sebanyak 322.328 pemegang saham.

Secara komposisi kepemilikan, PT Dwimuria Investama menggenggam 54,94% saham BBCA, pihak afiliasi pengendali 2,45%, Robert Budi Hartono 0,023%, Bambang Hartono 0,03%, Jahja Setiaatmadja 0,027%, Djohan Emir Setijoso 0,086%, Tonny Kusnadi 0,006%.

Kemudian Vera Eve Lim 0,002%, Gregory Hendra 0,001%, Frengky Chandra 0,002%, Armand Wahyudi 0,003%, Tan Ho Hien 0,01%, Rudy Susanto 0,002%, Lianawaty Suwono 0,002%, dan Santoso 0,002%. Lalu masyarakat non warkat 42,406%.

Penerima manfaat akhir dari BBCA adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono. Keduanya adalah orang terkaya nomor tiga dan empat di Indonesia. 

Alhasil bila dilihat secara penambahan jumlah pemegang saham, BREN yang menempati posisi kapitalisasi pasar (market cap) terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu lebih unggul nyaris dua kali lipat dibandingkan BBCA yang notabene ada di peringkat nomor satu market cap terbesar di Tanah Air. 

Adapun untuk menempati pucuk market cap di BEI, BREN membutuhkan Rp 111 triliun lagi. Per penutupan perdagangan Rabu (6/12) market cap BREN ada di Rp 963. Sedangkan BBCA sudah mencapai Rp 1.074 triliun.

Market cap adalah sebuah ukuran yang didasarkan pada nilai agregat suatu perusahaan. Biasanya para investor menggunakan nilai market cap sebagai indikator untuk mengetahui seberapa besar ukuran perusahaan.

Sebagai informasi, Barito Renewables baru mencatatkan sahamnya dengan kode BREN di BEI mulai 9 Oktober 2023. Perseroan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Rp 780 per saham. Dalam sebulan terakhir saham BREN sudah naik 67,43%.

Sedangkan bank swasta terbesar di Indonesia BCA menggelar IPO pada 31 Mei 2000 dengan harga awal Rp 1.400 per saham. Karena harganya yang terus naik maka manajemen memutuskan untuk melakukan pemecahan saham atau stock split beberapa kali. Adapun dalam sebulan terakhir saham dengan kode BBCA turun 2,23%.