Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa investor pasar modal saat ini baru mencapai 12,03 juta. Angka tersebut nyaris mencapai target BEI tahun ini yakni sebanyak 12,81 juta investor. Sementara untuk saham baru mencapai 5,17 juta investor.
Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan menjelaskan bahwa mayoritas investor adalah laki-laki, dengan persentase sebesar 62,41%. Sementara investor perempuan menyumbang sekitar 37,59% dari total investor. Menariknya, mayoritas investor yang berusia di bawah 30 tahun, mencapai 56,73%.
Kemudian, 23,42% investor berada dalam rentang usia 31-40 tahun dan sisanya berada di rentang usia 41-60 tahun. Dengan demikian, hampir 80% investor berusia di bawah 40 tahun, yang menandakan potensi besar untuk pertumbuhan investor, terutama di kalangan yang berusia di bawah 30 tahun.
“Mungkin ada mahasiswa-mahasiswa yang saat ini secara kemampuan finansial untuk bertransaksi di pasar modal masih relatif kecil,” ujar Verdi.
Secara pendidikan, mayoritas investor sebanyak 60,28% memiliki latar belakang pendidikan SMA. Sebanyak 29,30% memiliki gelar S1, 7,5% memiliki gelar S2, dan sisanya memiliki gelar S3. Sementara dalam hal pekerjaan, investor karyawan sekitar 32,36%, 26,50% adalah mahasiswa. Sedangkan yang lainnya termasuk berbagai profesi lainnya, salah satunya seperti pengusaha 15,53%.
Di sisi lain, BEI juga mencatat pasar modal Indonesia menduduki market cap atau kapitalisasi pasar nomor satu di ASEAN. Verdi mengatakan market cap Indonesia mencapai US$ 721,59 miliar atau senilai Rp 11.298 triliun per November 2023. Sedangkan Thailand menduduki posisi kedua dengan market cap US$ 490,88 miliar atau Rp 7.685 triliun. Tak hanya itu, Singapura menduduki posisi ketiga dengan market cap US$ 384,56 miliar atau Rp 6.020 triliun.
“Nilai tersebut lebih tinggi dari Thailand, kemudian Singapura, Malaysia, Vietnam, dan yang paling kecil market cap-nya itu adalah US$ 222 miliar,” kata Verdi.
Ia menyebut capaian itu disebabkan penambahan emiten baru hingga 79 tahun ini sehingga ada kenaikan indeks dibandingkan tahun lalu. Namun, Verdi menjelaskan bahwa dalam hal jumlah perusahaan tercatat, Indonesia masih berada di bawah Malaysia yang memiliki hampir seribu perusahaan tercatat, yaitu 990. Diikuti oleh Thailand, Singapura, Vietnam, dan Filipina.