Sebanyak enam perusahaan bakal memulai debut perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Februari ini melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Dari sepuluh perusahaan yang antre dalam sistem e-IPO bursa, enam di antaranya sudah menentukan harga penawaran saham perdana. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, mulai dari energi hingga sektor industri.
Sementara di pipeline bursa, saat ini masih terdapat 27 perusahaan yang siap menghimpun dana di pasar modal melalui IPO. Secara rinci, dari skala aset, ada 6 perusahaan yang masuk skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Berikut enam calon perusahaan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Februari ini:
1. PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN)
Ecocare Indo Pasific mematok harga penawaran umum perdana saham Rp 145 per lembar. Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias bookbuilding di rentang Rp 135 - Rp 145 per lembar.
Ecocare bakal melepas sahamnya ke publik sebanyak 525 juta sahaam dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham. Nilai ini setara dengan 20,79% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dari IPO, perusahaan bisa meraih Rp 76,12 miliar.
Hasil dana yang dikumpulkan dari IPO sekitar 13,50% atau Rp 8,8 miliar akan digunakan perusahaan untuk pembelian gudang. Lalu sekitar 49,20% digunakan untuk modal kerja. Adapun 18,50% akan digunakan untuk belanja modal dan 10,80% digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Tukang Bersih Indonesia atau TBI. Terakhir, 8% akan digunakan perseroan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Indocitra Pacific atau ICP.
2. PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD)
Terang Dunia Internusa mematok harga initial public offering (IPO) Rp 240 per lembar. Nilai ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias bookbuilding di rentang Rp Rp 170 - 240 per lembar.
Jumlah saham yang akan ditawarkan adalah sebanyak-banyaknya 1,66 miliar saham atau setara 25% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Dengan demikian, UNTD bisa meraup dana hingga Rp 400 miliar dalam aksi korporasi ini.
Adapun rencana penggunaan dana setelah IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja dan melakukan pembelian bahan baku sepeda motor listrik dan E-Moped. Di antaranya untuk pembelian frame, baterai, dinamo, wheel-set, multi information display (spidometer digital, GPS), brake system, dan suspension.
3. PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII)
Emiten yang terafiliasi Grup Bakrie ini mematok harga IPO Rp 272 per lembar. Nilai ini merupakan batas atas dari harga bookbuilding di rentang Rp Rp 268 - 278 per lembar.
Adapun energi yang bergerak di sektor energi itu akan melepas maksimal 3,16 miliar saham atau 20% baru. Sehingga dari aksi korporasi ini, perseroan bisa meraup dana segar sebanyak Rp 879,91 miliar.
Sementara dana hasil IPO saham yang akan diterima oleh perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum, seluruhnya akan digunakan sebagai berikut:
- Sebesar 75,00% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu MCT. Di mana dana tersebut akan digunakan oleh MCT untuk pembayaran sebagian atau pelunasan pokok utang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited.
- Sekitar 20,64% akan digunakan untuk belanja modal guna menunjang kegiatan usaha utama perseroan, yaitu untuk pembelian tongkang sungai.
- Sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja dalam rangka menunjang kegiatan operasional perseroan. Hal itu termasuk dan tidak terbatas untuk pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat dan lainnya.