Harga Bitcoin Terus Melesat, Bakal Jadi Ancaman Saham Bank Kakap?

Unsplash/Aleksi Raisa
Ilustrasi Bitcoin
7/3/2024, 16.55 WIB

Harga aset kripto Bitcoin belakangan terus melesat. Nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization Bitcoin hampir menyentuh dua kali lipat dari market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yakni mencapai US$ 1,30 triliun atau Rp 20.391 triliun dibanding IHSG Rp 11.850 triliun. Sementara, aset Bitcoin per keping menembus US$ 66.737 yang setara Rp 1,04 miliar. 

Lantas, dengan situasi itu, dapatkah menjadi ancaman bagi investor untuk beralih ke Bitcoin dari berinvestasi di saham-saham unggulan atau blue chip seperti saham bank kakap?

Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, menilai bahwa investor tidak akan langsung meninggalkan saham big banks dan beralih sepenuhnya ke Bitcoin. Hal ini disebabkan oleh banyaknya alternatif instrumen investasi yang menawarkan imbal hasil yang kompetitif, termasuk cryptocurrency.

“Membuat para investor memiliki berbagai macam pilihan investasi dan bisa menyesuaikan pada profil risiko mereka,” kata Khaer kepada Katadata.co.id, Kamis (7/3). 

Meskipun demikian, Khaer berpendapat bahwa meningkatnya market cap BTC tidak akan berdampak besar pada instrumen investasi lainnya, seperti saham. Ia menyebut saham menawarkan imbal hasil, tak hanya dari kenaikan harga saham atau capital gain tetapi juga dari pembagian dividen.

“Terutama saham-saham yang secara rutin membagikan dividen, seperti big banks,” tambahnya. 

Tak hanya itu, Khaer mengatakan big banks di Indonesia termasuk dalam saham-saham core stocks atau perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik yang tingkat volatilitasnya cukup rendah.

Hal tersebut membuat investasi saham, khususnya di emiten-emiten core stock ini diminati oleh investor yang memiliki profil risiko konservatif. Hal ini tercermin berdasarkan kinerja nilai kapitalisasi pasar emiten big banks yang terus mencatatkan performa all-time high. 

Dengan demikian, kata Khaer, investasi saham di emiten-emiten seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih dianggap menarik bagi investor dengan profil risiko yang konservatif. 

Di sisi lain, saham BBCA terpantau menguat 1,76% ke level Ro 10.125 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp 1.248 triliun. Kemudian BMRI terpantau stagnan dengan market cap Rp 660,33 triliun dan BBRI stagnan dengan kapitalisasi pasar Rp 939,67 triliun. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila