Indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (23/4) setelah saham-saham teknologi membalikkan tren negatif dan meredanya ketegangan di Timur Tengah mereda. Sentimen positif Wall Street  juga dipicu oleh antisipasi rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar.

 Indeks Dow Jones Industrial Average naik sebesar 0,67%, mencatat kenaikan sebanyak 253,58 poin dan ditutup pada level 38.239,98. Sementara S&P 500 terapresiasi 0,87% dan ditutup di 5.010,60, lalu Nasdaq Composite menguat sebesar 1,11% menjadi 15.451,31. Baik S&P 500 maupun Nasdaq berhasil mengakhiri penurunan beruntun selama enam hari.

Kemudian saham Nvidia, yang merupakan salah satu pembuat chip dan pemimpin dalam industri kecerdasan buatan, melesat hingga 4,4%. Ini merupakan rebound signifikan setelah merosot hampir 14% minggu sebelumnya, yang merupakan penurunan terbesar sejak September 2022. Selain itu, saham Arm Holdings juga rebound hampir 7% pada hari yang sama.

 Di samping itu, harga minyak mentah AS turun setelah Iran mengumumkan bahwa mereka tidak akan meningkatkan konflik dengan Israel. Sebelumnya, investor khawatir karena kenaikan harga minyak dapat berkontribusi pada inflasi. Oleh karena itu, ada spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemotongan suku bunga.

 Pakar Strategi FX dan Suku Bunga Global di Macquarie, Thierry Wizman, mengatakan ada dua faktor yang mungkin memengaruhi perbaikan pasar saham global. Pertama, penurunan harga emas dan minyak, serta kestabilan nilai tukar dolar AS. Kedua, penurunan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah juga telah mendorong pasar.

 "Menjauhi konflik yang lebih luas dan kembali ke perang bayangan mungkin menjadi alasan mengapa imbal hasil obligasi AS lebih tinggi hari ini,” kata Wizman dikutip CNBC, Selasa (23/4).

 Seiring dengan hal itu, semua mata investor akan tertuju pada laporan pendapatan perusahaan besar minggu ini, termasuk Tesla, Meta Platforms, American Airlines, Microsoft, dan Alphabet

 Manajer Portofolio di Commonwealth Financial Network, Chris Fasciano, menekankan bahwa laporan-laporan ini akan menjadi penentu penting apakah penurunan harga saham di sektor teknologi akan berakhir atau berlanjut. Ia juga mencatat para investor mungkin akan mulai membedakan antara prospek pertumbuhan dari perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi setelah menjadi pemimpin pasar selama beberapa tahun terakhir.

 Selain itu, ada beberapa berita yang dapat menjadi sorotan di penghujung pekan ini, yakni rilis PDB AS pada hari Kamis dan data inflasi utama pada hari Jumat.

Departemen Perdagangan akan mengumumkan data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Maret, yang mencakup Deflator PCE, pengukur inflasi yang diprioritaskan oleh Federal Reserve.

 Selain itu, Federal Reserve akan mengadakan pertemuan pada 30 April hingga 1 Mei 2024 mendatang.


Sumber: https://www.cnbc.com/2024/04/21/stock-futures-rise-slightly-with-sp-500-nasdaq-on-six-day-losing-streak.html

Reporter: Nur Hana Putri Nabila