Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergerak fluktuatif pada penutupan perdagangan hari Selasa (7/5). Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mengalami kenaikan tipis. Kenaikan ini terjadi karena para pelaku pasar tengah mencari petunjuk lebih lanjut tentang kapan The Federal Reserve System atau The Fed akan memulai penurunan suku bunga.

Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik sebanyak 31,99 poin atau 0,08%, ditutup pada level 38.884,26. Kenaikan ini merupakan lanjutan untuk hari kelima berturut-turut, hingga menandai streak positif terpanjang sejak Desember. 

Selain itu, S&P 500 juga tumbuh 0,13%, menutup sesi pada 5.187,70. Meski demikian, Nasdaq Composite terkoreksi 0,1%, ditutup di 16.332,56.

Di pasar obligasi, imbal hasil pada Treasury 10 tahun terakhir juga turun sekitar 3 basis poin mencapai 4,45%. Meskipun demikian, keuntungan tertahan karena saham Disney tergelincir sebesar 9,5% setelah raksasa media dan hiburan ini melaporkan sedikit penurunan pendapatan, meskipun berhasil melampaui ekspektasi pendapatan kuartalan. 

Tak hanya itu, saham perusahaan teknologi pertahanan Palantir juga mengalami penurunan sebesar 15% karena panduan yang lebih lemah dari perkiraan. Kemudian harga saham Peloton melonjak 15,5% setelah munculnya berita bahwa perusahaan ekuitas swasta sedang mempertimbangkan untuk membeli perusahaan kebugaran tersebut.

Situasi terkini menunjukkan Wall Street mengakhiri tren kenaikan dengan para investor memanfaatkan aksi untung dari momentum yang terlihat pada akhir pekan sebelumnya. Hal itu terutama setelah keluarnya data pekerjaan AS yang meredakan kekhawatiran investor. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, juga menekankan bahwa kenaikan suku bunga bukanlah langkah selanjutnya yang akan diambil oleh bank sentral.

Menurut Kepala Strategi Global LPL Financial, Quincy Krosby mengatakan pasar saat ini tengah mengikuti apa yang dilakukan oleh Federal Reserve. Krosby juga mencatat bahwa ia mencari volume perdagangan yang kuat ketika pasar tengah melonjak. 

Hal ini bisa menjadi indikasi keyakinan dari para pedagang setelah periode ketidakpastian baru-baru ini di pasar saham. Terlihat bahwa imbal hasil obligasi dan seberapa cepatnya naik atau turun, juga sangat penting untuk pasar.

"Jika pasar merasa bahwa imbal hasil turun terlalu cepat, maka hal itu memberi kesan bahwa mungkin ekonomi melambat pada tingkat yang lebih cepat," ucap Krosby dikutip CNBC, Rabu (8/5).




Reporter: Nur Hana Putri Nabila