Saham Empat Bank Raksasa RI Berguguran, Intip Proyeksinya

Pexels
Harga saham dari empat emiten bank raksasa di Indonesia belakangan ini tergerus karena didera tekanan jual.
19/6/2024, 15.05 WIB

Harga saham dari empat emiten bank raksasa di Indonesia belakangan ini tergerus karena didera tekanan jual. Saham-saham tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). 

Saham BBCA terpantau turun 0,82% ke level Rp 9.125 per saham hingga pukul 14.45 WIB, pada Rabu (19/6). Selama tiga bulan terakhir, harga saham BBCA telah melemah 7,34%. Harga saham BBRI juga turun 1,44% ke Rp 4.120 per saham, bahkan selama tiga bulan terakhir sudah anjlok 32,08%.

Saham BMRI juga merosot 0,43% menjadi Rp 5.725 dan selama tiga bulan turun 19,08%. Adapun saham BBNI turun 0,23% ke level Rp 4.300 per saham. Namun, apabila melihat tren penurunannya, sahamnya juga anjlok 27,83% dalam tiga bulan terakhir. 

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia beberapa waktu lalu membuat likuiditas perbankan mengetat. Bank Indonesia (BI) berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya pada semester kedua tahun ini.

Meskipun ada kemungkinan kebijakan ini ditunda, Nafan berharap BI tetap akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini. Hal ini akan melonggarkan likuiditas perbankan.

Kondisi Perbankan akan Membaik di Semester Kedua

Di sisi lain, permintaan kredit diperkirakan akan meningkat pada semester kedua tahun ini. Dengan demikian, ada kemungkinan pertumbuhan kredit bank dapat kembali mencapai dua digit.

Secara umum, Nafan menyebut bahwa tren utama pasar modal, terutama dalam kapitalisasi pasar, cenderung bullish. Meskipun terjadi penurunan harian, ia menyarankan agar investor memperhatikan tren utama ini dalam jangka panjang.

Menurutnya, hal ini lebih relevan daripada pergerakan harian dari bank raksasa tersebut sehingga cocok untuk investasi jangka panjang. Terlebih lagi, saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk melakukan akumulasi secara bertahap di saat saham perbankan mengalami penurunan.

“Kalau bagi investor yang sudah punya saham bank, boleh wait and see. Bagi yang belum punya, boleh akumulasi,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Rabu (19/6). 

Ia berharap agar para investor memperhatikan dengan seksama kinerja laporan keuangan sektor perbankan. Biasanya proyeksi kinerja masih relatif mirip dengan yang terlihat pada kuartal pertama.

Namun, sebelum pemeriksaan laporan keuangan selanjutnya, harga saham umumnya menguat terlebih dahulu karena investor mulai mengumpulkan saham secara bertahap.

Para pelaku pasar akan menetapkan harga saham berdasarkan hasil kinerja laporan keuangan untuk kuartal ketiga dan keempat. Perbankan diharapkan dapat menunjukkan peningkatan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan laporan keuangan pada semester pertama. 

“Jadi masih ada harapan, tingkat likuiditas di perbankan di tanah air masih relatif memadai, ya,” ujar Nafan.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila