META Bakal Masukkan Saham Investornya ke Balai Harta Peninggalan

Dok. Nusantara Infrastructure
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) ingin menjadi sektor privat terbesar di bisnis jalan tol. Hal itu diungkapkan oleh manajemen perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Glass House, Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (13/6).
25/6/2024, 10.10 WIB

Emiten grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menyatakan perusahaan masih harus menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran tender sukarela tahap IV. Namun jika tidak diizinkan, saham yang dimiliki oleh para pemegang saham tersebut dimasukkan ke Balai Harta Peninggalan dan tetap melaksanakan go private atau perusahaan tertutup. 

Balai Harta Peninggalan merupakan Unit Pelaksana Teknis instansi pemerintah yang secara struktural berada di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Unit ini mempunyai tugas mewakili dan mengurus kepentingan orang yang karena hukum atau putusan/penetapan pengadilan tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Sekretaris Perusahaan META, Dahlia Evawani, mengatakan sebanyak 6.109 pihak belum ikut serta dalam penawaran tender sukarela per 21 Juni 2024. Hal ini menyebabkan Nusantara Infrastructure harus melaksanakan penawaran tender sukarela tahap IV.

"Tapi periode penawaran tender tahap IV belum dapat dilaksanakan sebab masih memerlukan persetujuan dari OJK," kata Dahlia dalam keterangan resminya di situs keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (25/6).

Dengan demikian, induk perusahaan META yakni PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services harus memperpanjang masa penawaran tender sukarela kepada OJK.

"META akan mengajukan permohonan keputusan pengadilan jika OJK tidak menyetujui perpanjangan dari buyback atau pembelian kembali saham," katanya. 

Dahlia mengatakan, META akan meminta permohonan agar sisa saham yang dimiliki oleh para investor tersebut dimasukkan ke Balai Harta Peninggalan. "Selanjutnya proses go private dilaksanakan," kata Dahlia dalam keterangan resminya, Selasa (25/6).

Sebagai informasi, Nusantara Infrastructure didirikan pada 1 September 1995 resmi melantai di BEI pada 18 Juli 2001 dengan harga saham yang ditawarkan Rp 200 per saham. Kala itu, perusahaan meraup dana Rp 12 miliar dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 60 juta unit. 

Artinya perusahaan sudah 22 tahun menjadi perusahaan tercatat di BEI. Bukan waktu yang sebentar bagi perusahaan menghadapi berbagai gejolak pasar modal Indonesia. 

Melansir dari situs resminya, bisnis utama META yakni industri infrastruktur. Perusahaan memiliki peran sebagai investor dan pengembang atau operator. 

Saat ini, komposisi pemegang sahamnya yakni PT Metro Pacific Tollways Indonesia 13,22 miliar atau setara 74,65% dari keseluruhan jumlah saham. Selanjutnya PT Indonesia Infrastructure Finance mengantongi 1,77 miliar saham atau setara 10% kepemilikan. 


Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail