Harga Saham GUNA Melesat Dekati ARA saat Listing, Intip Rencana Usaha

Istimewa
PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (9/7).
9/7/2024, 10.29 WIB

PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (9/7).  Pada debut perdananya, saham GUNA dibuka hampir menyentuh Auto Reject Atas (ARA) atau menguat 34,67% ke Rp 202 per saham. 

Perusahaan menjadi emiten ke-31 di bursa pada tahun ini. Selain itu, emiten industri makanan dari kedelai dan kacang-kacangan ini menunjuk Panin Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan. 

Setelah pembukaan, sahamnya masih bertengger di level Rp 202 per lembar saham pada pukul 09.15 WIB. Volume saham GUNA diperdagangkan tercatat 17,70 juta dengan nilai transaksinya Rp 3,58 miliar.

Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 2.998 kali. Adapun kapitalisasi pasar Gunanusa Eramandiri pagi ini senilai Rp 505 miliar.

Direktur Utama Gunanusa Eramandiri, Ivan Cokro Saputra mengatakan melalui IPO ini, perusahaan ingin selalu memberi dampak positif dan memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk makanan, serta kacang-kacangan. 

“Kami juga bermitra dengan seluruh investor, baik domestik maupun internasional untuk bersama-sama mengembangan perusahaan di masa mendatang,” kata Ivan kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/7). 

Tak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI. Airlangga Hartarto juga turut menghadiri IPO tersebut. Airlangga mengatakan industri makanan dan minuman khususnya kacang, bersentuhan dengan banyak produk lain seperti minuman. 

Ia menilai Gunanusa merupakan perusahaan yang bagus karena produksinya kacang. Kacang menurut Airlangga merupakan produk yang digemari. 

“Ini yang luar biasa dari kacang, temannya banyak ada minuman, ada makanan. Sendiripun dia bisa survive. Nah itulah kelebihan kacang, apalagi industri ini bahan bakunya rupiah dari petani kacang," ucap Airlangga. 

GUNA melepas maksimal 500 juta lembar saham atau 20% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. Sebelumnya, emiten sektor konsumer nonsiklikal tersebut menetapkan harga book building sebesar Rp 150 per saham. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 75 miliar. 

Rencana Usaha GUNA Usai IPO

Berdasarkan prospektus, Gunanusa Eramandiri berencana menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja (operational expenditure), seperti pembiayaan operasional perseroan untuk pembelian bahan baku kacang almond dan kacang tanah.  

GUNA memilih almond dan kacang tanah karena merupakan bahan baku utama dari produk perseroan. Selain itu panen raya kacang almond hanya terjadi satu tahun sekali, yaitu pada bulan Agustus sampai Oktober, di mana  saat itu harga almond mencapai harga terendah. 

Demikian pula untuk panen raya kacang tanah hanya terjadi sebanyak dua kali dalam setahun. Panen raya pertama terjadi pada bulan Februari dan dan panen raya kedua terjadi pada September dan Oktober. 

 Perusahaan membeli bahan baku tersebut dengan harga murah untuk persediaan. “Karena kebutuhan perseroan untuk membeli bahan baku sangat penting guna untuk memenuhi permintaan pelanggan,” kata Ivan.

 Ivan menyebut produk Almonesia dan John Farmer telah digunakan sebagai ingredient utama di berbagai macam industri makanan dan minuman serta pada industry horeca & bakery.

 Di samping itu, perseroan juga menjalin kerja sama business to business (B2B) dengan beberapa produsen makanan dan minuman raksasa seperti PT Mayora Indah Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Perusahaan Industri Ceres (Delfi Group), PT Indofood CBP Suksess Makmur Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan produsen lainnya.

“Perseroan juga memproduksi snack almond dan kacang tanah yang dipasarkan menggunakan merk mitra bisnis Perseroan, sebagai contoh Perseroan bekerja sama dengan Indomaret untuk produk Almond dan kacang kulit kemasan Indomaret,” ujarnya.

Target Bisnis GUNA pada 2024

Ivan mengatakan perusahaan juga menargetkan setiap tahun menargetkan kenaikan pendapatan 6,58% atau mencapai Rp 1,5 triliun di 2024. Untuk capital expenditure atau belanja modal perusahaan, GUNA akan membangun dan ekspansi pabrik baru dengan menggunakan cashflow internal. 

Kemudian dari sisi bottom line, perusahaan menargetkan kenaikan laba sebesar 11%. Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan 2023, laba neto perusahaan mencapai Rp 94,81 miliar atau turun Rp 9,21 miliar dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 104,02 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan laba sebelum beban pajak penghasilan sebesar Rp 12,61 miliar. 

Setelah melantai di bursa efek, perusahaan juga berencana untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Rasio dividen adalahrasio sebesar 30% dari laba bersih yang dimulai dari tahun buku 2024.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila