Saham-saham AS turun tajam pada Senin (5/8) sebagai bagian dari aksi jual global yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran akan resesi di antara para investor. Miliarder dan investor kawakan Warren Buffett memberikan nasihat untuk investor dalam situasi ini.
Menurut Buffett, investor yang khawatir terhadap koreksi yang terjadi di bursa saham sebaiknya tidak memegang saham.
Gejolak di bursa AS telah dimulai pada Jumat (2/8) setelah rilis laporan ketenagakerjaan bulan Juli yang mengecewakan. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve bergerak terlalu lambat untuk memangkas suku bunga - sebuah langkah yang dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada ekonomi. Pasar global yang semakin bergejolak dipicu oleh perdagangan mata uang yang tidak biasa di luar Jepang.
Indeks S&P 500 - sebuah ukuran pasar saham AS yang luas - turun sekitar 2% pada awal perdagangan. Jika dihitung dari penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high) Indeks S&P 500 pada 16 Juli lalu, maka indeks tersebut sudah anjlok 7,5%.
Penurunan lebih lanjut akan menempatkan saham-saham di wilayah koreksi, yang didefinisikan sebagai penurunan 10% atau lebih dari puncak pasar. Sebagai catatan, S&P masih naik 10,5% sejak awal tahun ini.
Investor mulai meragukan kekuatan bursa saham saat Warren Buffett lewat Berkshire Hathaway-nya melepas sekitar setengah dari kepemilikannya di saham Apple pada pekan lalu. Buffett juga menyebut bahwa ia memiliki cukup banyak obligasi negara yang aman.
Mengapa Buffett melepas saham teknologi yang sedang naik daun dan beralih ke obligasi? Apakah Oracle of Omaha ini mencoba memberi tahu kita bahwa akhir dari pasar bullish sudah dekat?
Jika Anda seorang investor jangka panjang, itu tidak terlalu penting. "Anda sebaiknya mengabaikan kenaikan dan penurunan jangka pendek di pasar saham. Jika Anda khawatir dengan koreksi, sebaiknya Anda tidak memiliki saham," kata Buffett dalam sebuah wawancara tahun 2015 dengan The Street.
Menurut Buffett, adalah suatu kesalahan besar jika investor menganggap saham sebagai sesuatu yang bergerak naik dan turun sehingga harus diperhatikan pergerakannya setiap saat.
Fokuslah pada Tujuan Jangka Panjang
Jika Anda menabung untuk tujuan jangka panjang, misalnya untuk menyiapkan dana pensiun, apa yang terjadi pada hari, minggu, atau tahun tertentu tidak perlu dikhawatirkan.
"Intinya adalah membeli sesuatu yang Anda sukai dengan harga yang Anda sukai, dan kemudian menahannya selama 20 tahun. Anda tidak perlu melihatnya dari hari ke hari," ujar Buffett.
Dalam hal menemukan saham yang disukainya, Buffett terkenal dengan investasi nilai (value investment), yakni membeli saham di perusahaan yang diperdagangkan dengan harga diskon dari nilai intrinsiknya. Tentu saja, Buffett dan banyak investor lain telah mendedikasikan kehidupan profesional mereka untuk dapat mengidentifikasi penawaran pasar. Bagi kita semua, Buffett menyarankan pendekatan yang lebih sederhana.
"Bagi investor jangka panjang, memiliki portofolio diversifikasi reksa dana indeks berbiaya rendah adalah yang paling masuk akal sepanjang waktu," kata Buffett kepada CNBC.
Ia menyarankan agar investor secara konsisten membeli reksa dana indeks S&P 500. "Teruslah membelinya dalam keadaan susah dan senang, dan terutama dalam keadaan susah," kata Buffett pada 2017.
Saat ini bursa AS mengalami masa-masa sulit. Untuk mengikuti saran Buffett, sebaiknya Anda menggunakan strategi yang dikenal sebagai dollar-cost averaging: menginvestasikan sejumlah uang ke dalam portofolio Anda yang terdiversifikasi secara berkala. Dengan demikian, Anda menjamin bahwa Anda membeli lebih sedikit saham saat harga saham mahal dan lebih banyak saat pasar sedang diskon.