PT Esta Indonesia Tbk (NEST) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi emiten ke-34 di bursa pada tahun ini. Pada debut perdananya pada Kamis (8/8), saham NEST dibuka langsung menyentuh Auto Reject Atas (ARA) atau melesat 35% ke Rp 270 per saham.
Setelah pembukaan, sahamnya bergerak fluktuatif dan masih menguat di 30% menjadi Rp 260 per lembar saham pada pukul 09.05 WIB. Volume saham NEST diperdagangkan tercatat 147,25 juta dengan nilai transaksinya Rp 39,03 miliar.
Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 14.571 kali. Adapun kapitalisasi pasar Esta Indonesia pagi ini senilai Rp 1,07 triliun.
Direktur Utama Esta Indonesia, Hoo Anton Siswanto mengatakan NEST merupakan eksportir sarang burung walet pertama (pioneer) yang dapat mengirim sarang burung langsung ke Cina. Saat ini perseroan menjadi salah satu eksportir terbesar yang melakukan ekspor langsung ke Tiongkok.
Selain negara tujuan ekspor Tiongkok, perseroan juga mengekspor sarang burung walet ke negara lainnya seperti Hong Kong, Singapura, Jepang, Australia dan Amerika Serikat.
Anton mengatakan NEST memiliki standar pengendalian kualitas produk yang ketat dan konsisten serta telah memenuhi ketentuan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC),
Perseroan optimis tetap bertumbuh dan ke depannya akan menjadi eksportir sarang burung walet terbesar di Indonesia dan dunia. Perseroan juga berencana menambah kepemilikan rumah burung walet, memperbesar kapasitas produksi, ekspansi jaringan pemasaran baik di Cina dan negara lainnya, serta mengembangkan produk baru.
“Kami berharap NEST bisa berkembang dan dapat bermanfaat bagi seluruh stakeholder, terutama bisa keberlanjutan di tengah tantangan,” kata Hoo Anton Siswanto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/8).
Dalam IPO, NEST mematok harga Rp 200 per saham. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, harga saham perdana tersebut merupakan nilai atas dari harga penawaran awal di rentang Rp 160–Rp 200 per lembar.
Perusahaan berpotensi meraup dana segar Rp 164,50 miliar dari IPO. Emiten sektor konsumer non siklikal tersebut melepas maksimal 822,50 juta lembar saham atau 20% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.
Adapun PT KGI Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran saham perdana NEST.
Dana IPO untuk Bangun Rumah Burung Walet
Esta Indonesia berencana menggunakan 7,57% dari dana hasil IPO untuk belanja modal. Perusahaan berencana membeli enam bidang tanah dan bangunan yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai rumah burung walet yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah.
Selanjutnya sekitar 18,93% akan digunakan oleh perseroan untuk penyetoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Tunas Esta Indonesia (PT TEI). Dana ini akan digunakan PT TEI sebagai belanja modal untuk pembelian enam bidang tanah dan bangunan yang akan digunakan sebagai kantor operasional.
Tanah yang dibeli juga akan digunakan untuk pabrik dengan estimasi kapasitas produksi sebesar 35 ton per tahun dan terletak pada satu area yang sama. Esta Indonesia akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja demi mendukung pertumbuhan perseroan.
Adapun pos untuk modal kerja digunakan di antaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan operasional.
Kemudian untuk menarik minat investor, NEST juga berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 30% atas laba bersih tahun berjalan perseroan.
Esta Indonesia didirikan pada 2000 sebagai bisnis keluarga. Dengan pengalaman lebih dari 24 tahun, perusahaan ini telah memproduksi sarang burung walet untuk pasar global.
Pabrik perusahaan berlokasi di Terboyo Industrial Park, Semarang. Perusahaan memiliki sembilan rumah burung walet dan berencana terus menambah jumlahnya, terutama di Kawasan Timur Indonesia