Saham DNET Grup Salim Melesat Respons Sentimen Positif Data Penjualan Ritel BI

ANTARA FOTO/Cahya Sari/sgd/foc.
Warga melintas di samping rak berisi minuman berpemanis di salah satu toko retail.
10/9/2024, 15.34 WIB

Positifnya penjualan eceran pada Juli turut mengerek sejumlah emiten ritel, salah satunya saham ritel dan investasi Grup Salim, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).

Saham Indoritel Makmur Internasional (DNET) pada perdagangan saham siang ini pukul 14.40 WIB, melesat 10,28% ke level Rp 11.800 per lembar saham. Sahamnya diperdagangkan di rentang Rp 10.750-Rp 12.825 per helainya.

Kemudian volume yang diperdagangkan tercatat 1,59 juta, dengan nilai transaksi Rp 19,86 miliar, hingga kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 167,37 triliun. Tak hanya itu, sahamnya bergerak fluktuatif bahkan sempat meroket 16,82% pada perdagangan saham pagi ini pukul 09.45 WIB. 

Apabila melihat tren pergerakannya, saham DNET naik 89,56% dalam seminggu terakhir. Adapun secara year to date (ytd) sahamnya melonjak 151,06% dan dalam enam bulan terakhir terbang hingga 159,34%. 

Founder Indonesia Investment Education, Rita Efendy menyebutkan bahwa kenaikan saham ritel terutama didorong oleh sektor makanan, minuman, hingga tembakau.

“Kenaikan juga didorong oleh sub kelompok sandang,” kata Rita dalam keterangannya, Selasa (10/9). 

Sedangkan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan melonjaknya saham DNET usai Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi emiten retail Indomaret itu. 

“Karena suspensi BEI itu sudah berakhir, jadi otomatis harga sahamnya memang mengalami ARA,” tambahnya kepada Katadata.co.id, Selasa (10/9). 

Penjualan Ritel Diperkirakan Naik pada Agustus 2024

Sejalan dengan hal tersebut, Asisten Gubernur Bank Indonesia Departemen Komunikasi, Erwin Haryono menyampaikan kinerja penjualan eceran pada Agustus 2024 diperkirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 yang diperkirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% (yoy). 

Bank Indonesia (BI) juga melaporkan bahwa kenaikan penjualan eceran didorong oleh mayoritas kelompok. Adapun pertumbuhan tertinggi pada kelompok barang budaya dan rekreasi, diikuti oleh bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang. 

Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan naik 1,6% (mtm), setelah mengalami kontraksi sebesar 7,2% (mtm) pada bulan sebelumnya. Peningkatan kinerja penjualan eceran ini diprediksi terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya.

“Juga didorong oleh peningkatan permintaan saat event HUT RI didukung penerapan strategi potongan harga oleh retailer,” tulis Erwin dalam keterangannya, Selasa (10/9). 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila