Saham BRIS Tembus Puncak Tertinggi Didorong oleh Suntikan Modal Asing

ANTARA FOTO/Khalis Surry/Spt.
BRIS mencatat rekor tertinggi pada tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang meningkat, dipicu oleh faktor fundamental dan pertumbuhan laba bersih serta total aset yang signifikan.
13/9/2024, 13.19 WIB

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menembus rekor all-time high (ATH) atau level tertinggi sepanjang tahun 2024 ke posisi Rp 2.880 pada penutupan perdagangan Kamis (12/9). Kondisi ini dipicu oleh faktor fundamental yaitu kinerja perusahaan pada semester II 2024.

Melansir data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (13/9) saham BRIS terkoreksi 0,35% atau 10 poin ke level Rp 2.870. Saham Bank Syariah Indonesia pada hari ini sempat menyentuh level Rp 2.910, lebih tinggi dari penutupan perdagangan kemarin.

Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda menjelaskan, kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan masuknya modal investor asing sebesar Rp 268,5 miliar dalam empat hari terakhir.

"Ekspektasi kinerja positif sektor perbankan di semester dua 2024 menyusul kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia dalam waktu dekat serta fundamental BSI yang solid," kata Rizky dalam keterangan resminya, Jumat (13/9). 

Mengupas laporan kinerja BSI hingga semester pertama 2024, BSI mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% secara tahunan atau year on year (yoy), mencapai Rp 3,39 triliun. Total aset juga mengalami peningkatan 15,10% yoy menjadi Rp 361 triliun, dimana pembiayaan BSI masih didominasi oleh segmen konsumer.

Rizky menambahkan, kedepannya bisnis emas akan menjadi mesin pertumbuhan baru di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.

Sebagai gambaran, investasi pada emas cukup menarik. Pada 30 Desember 2023, harga emas mencapai Rp 1,02 juta per gram, namun melonjak menjadi Rp 1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, meningkat sekitar 20%. Selain memberikan yield yang menarik, sifat emas sebagai safe haven yang aman dan likuid, cocok untuk menjaga nilai aset di tengah ketidakstabilan ekonomi.

Hingga Juni 2024, pembiayaan emas BSI mencapai Rp 8,9 triliun, naik 41,27% yoy, dengan tingkat NPF mendekati nol. Hampir 33% nasabah pembiayaan emas BSI berasal dari generasi Z dan milenial, menunjukkan minat yang tinggi dari generasi muda terhadap investasi emas.

"Dengan kontribusi dari bisnis emas, kami optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah,” jelasnya.

Rizky menyebut dengan pencapaian kinerja solid di semester satu 2024, BSI yakin dapat mempertahankan momentum pertumbuhan hingga akhir tahun. Menurutnya, kombinasi dari kinerja fundamental yang kuat, inovasi produk, dan meningkatnya literasi keuangan syariah akan terus mendukung pertumbuhan BRIS di pasar modal.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail