Beralih ke Emas dan Nikel United Tractors (UNTR) Mulai Tinggalkan Batu Bara
Emiten kontraktor pertambangan PT United Tractors Tbk (UNTR) mengungkap tidak akan menambah portofolio tambang batu bara dan pembangkit listrik berbasis batu bara.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, perusahaan akan tetap melakukan kegiatan pertambangan, namun tidak lagi berfokus pada batu bara. UNTR akan beralih ke pertambangan emas yang dioperasikan melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Juta Raya (SJR).
Selain itu, UNTR juga memiliki tambang nikel di Stargate, yang berlokasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, serta partisipasi di tambang nikel.
Dalam sektor energi terbarukan, Sara mengatakan UNTR juga mengembangkan bisnis pembangkit listrik tenaga mini hydro, instalasi solar EV, dan juga masuk ke dalam bisnis geothermal.
“Kami akan mengembangkan bisnis itu pada mineral-mineral lain,” kata Sara dalam Astramedia Day 2024 di Menara Astra, Jakarta, Rabu (18/9).
Sebelumnya, langkah ini sudah digadang-gadangkan sejak 2023 lalu. Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma mengatakan perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakan akuisisi jika menguntungkan dan feasible bagi perusahaan. Meski begitu, saat ini UNTR belum memiliki target khusus untuk akuisisi di tahun depan.
"Ada dua pertimbangan untuk akuisisi yaitu kelegalan objek akuisisi dan isu terkait lingkungan, sosial dan tata kelola atau ESG," ujar Frans kepada wartawan dalam paparan publik, November 2023 lalu.
Dengan demikian, United Tractors dipastikan tidak akan melaksanakan akuisisi jika perusahaan target tidak dapat mengendalikan unsur-unsur ESG walaupun asetnya baik.
Sebagai catatan, emiten alat berat dan pertambangan Grup Astra ini telah mengakuisisi perusahaan tambang nikel, PT Anugerah Surya Pacific Resources dengan nilai transaksi US$ 104,91 juta atau setara Rp 1,64 triliun.
Lalu pada Agustus 2023 lalu, United Tractors telah melebarkan sayap bisnisnya ke segmen pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal dengan mengakuisisi sebanyak 680 ribu saham, setara 40,47% kepemilikan di PT Supreme Energy Sriwijaya (SES).