Bos Besar Asal China Huang Yeping Borong Saham LABA

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Pekerja berjalan di dekat kontainer yang berisi kemasan sel baterai di pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power.
25/9/2024, 11.03 WIB

Komisaris Utama PT Green Power Group Tbk (LABA) Huang Yeping melakukan pembelian saham perdana senilai sekitar Rp240 juta. Dengan begitu Huang kini resmi memegang 458.600 saham, setara dengan 0,04 persen dari modal yang disetor dan ditempatkan oleh perseroan.

"Tujuan dari transaksi untuk investasi," kata Corporate Secretary LABA, Ferry Cahyo selaku penerima kuasa lewat keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (25/9/2024).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Huang sebelumnya tidak memiliki saham di LABA. Huang baru pertama kali membeli 65.000 lembar saham dengan harga Rp595 per lembar, dengan total transaksi sebesar Rp38.675.000.

Kemudian, pembelian terbesar dilakukan dengan mengakuisisi 338.300 lembar saham di harga Rp605 per lembar, dengan total Rp204.671.500.

Selanjutnya, Huang juga membeli 3.500 lembar saham pada harga Rp610 per lembar, dengan total transaksi sebesar Rp2.135.000. Terakhir, sebanyak 51.800 lembar saham dibeli pada harga Rp615 per lembar, dengan total nilai transaksi mencapai Rp31.857.000.

Dengan pembelian ini, Huang kini memiliki total 458.600 saham di LABA, memperkuat posisinya dalam perusahaan tersebut.

Sebagai informasi Huang Yeping merupakan seorang berkewarganegaraan China, diangkat sebagai Komisaris Utama PT Green Power Group Tbk (LABA) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 27 Juni 2024. 

Usai sahamnya dibeli oleh Komisaris Utama, saham LABA pada Rabu (25/9) mengalami penguatan 15 poin atau 3% ke posisi 515 per saham.

PT Green Power Group Tbk (LABA), sebelumnya dikenal sebagai PT Ladangbaja Murni Tbk, memilki dua anak usaha baru dengan total investasi mencapai Rp20 miliar. Kedua anak usaha tersebut adalah PT Green Power Battery (GPB) dan PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT).

GPB akan fokus pada kegiatan usaha di industri baterai dan juga industri peralatan pengontrol serta pendistribusian listrik. Di sisi lain, SEDT akan mengkhususkan diri dalam perdagangan suku cadang dan aksesori mobil. Dengan langkah ini, LABA menunjukkan komitmennya untuk memperluas jangkauan bisnis dan mendukung perkembangan sektor energi yang berkelanjutan.