Wall Street Berfluktuasi, Saham Tesla Melesat 22%

Antara
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada Kamis (24/10), dengan S&P 500 mencatat kenaikan pertama dalam seminggu setelah dipengaruhi kenaikan suku bunga.
25/10/2024, 06.30 WIB

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada Kamis (24/10), dengan S&P 500 mencatat kenaikan pertama dalam seminggu setelah dipengaruhi kenaikan suku bunga. 

S&P 500 naik 0,21% menjadi 5.809,86, menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut dan Nasdaq Composite melonjak 0,76% ke 18.415,49. Sementara Dow Jones Industrial Average turun 140,59 poin atau 0,33% menjadi 42.374,36, mencatat penurunan selama empat hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juni.

Saham Tesla menjadi pendorong terbesar dengan kenaikan hampir 22% setelah melaporkan hasil kuartal ketiga yang melebihi ekspektasi analis dan ini merupakan hari terbaik bagi Tesla sejak 2013. Molina Healthcare juga naik 17,7% berkat kinerja laba dan pendapatan yang di atas perkiraan. Saham Whirlpool dan UPS ikut menguat setelah merilis laporan keuangan positif.

Namun, lesunya indeks Dow dipicu oleh saham IBM yang merosot lebih dari 6% akibat hasil pendapatan konsultasi yang di bawah ekspektasi. Saham Boeing juga melemah 1,2% setelah pekerja mesinnya menolak kontrak kerja baru.

Sekitar 160 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan hasil kuartalnya, Namun pertumbuhan pendapatannya mengecewakan. Berdasarkan data FactSet, tingkat pertumbuhan gabungan yang mencakup laporan yang sudah dirilis serta perkiraan laporan mendatang menunjukkan pertumbuhan pendapatan S&P 500 hanya sebesar 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih rendah dari proyeksi analis.

Sementara itu, imbal hasil obligasi bergerak turun, setelah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada sesi sebelumnya. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga sempat mencapai 4,25% pada puncak perdagangan hari Rabu.

Pakar Strategi Investasi Senior di U.S. Bank Asset Management, Rob Haworth, mengatakan  bahwa tekanan utama di pasar berasal dari kenaikan suku bunga, yang mengurangi minat terhadap ekuitas. Menurutnya, pasar belum mendapatkan dorongan besar dari laporan pendapatan yang cukup untuk mencapai level tertinggi baru. 

“Kami juga tidak melihat momentum yang luas seperti sebelumnya," kata Haworth, dikutip CNBC pada Jumat (25/10).

Di sisi lain, saham-saham pulih setelah mengalami sesi yang merugi, di mana Dow mencatat penurunan harian terbesar sejak awal Desember dengan penurunan lebih dari 400 poin pada Rabu (23/10). S&P 500 turun hampir 1%, sementara Nasdaq melemah 1,6%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila