Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan saham hari Jumat (15/11) karena investor khawatir terkait arah kebijakan suku bunga. Dow Jones Industrial Average turun 305,87 poin atau 0,70% ke level 43.444,99.
Sementara itu S&P 500 juga melemah 1,32% dan ditutup di 5.870,62. Adapun indeks Nasdaq Composite merosot 2,24% ke 18.680,12.
Saham sektor farmasi menjadi pemberat utama Dow dan S&P 500, dengan saham Amgen anjlok sebesar 4,2% dan Moderna sebesar 7,3%. Hal ini dipicu oleh pernyataan Presiden terpilih Donald Trump yang bakal menunjuk Robert F. Kennedy Jr., seorang skeptis vaksin, sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di AS.
Indeks SPDR S&P Biotech ETF (XBI) anjlok lebih dari 5%, hingga mencatatkan minggu terburuk sejak 2020. Di samping itu, sektor teknologi informasi di S&P 500 mencatat kinerja terburuk, turun lebih dari 2% karena saham Nvidia, Meta Platforms, Alphabet, dan Microsoft melemah. Namun, saham Tesla menjadi pengecualian di antara “Magnificent Seven,” dengan kenaikan 3% karena didukung tren “Trump Trade”.
Kepala Strategi Investasi iShares di BlackRock, Kristy Akullian, mengatakan bahwa kondisi makroekonomi secara keseluruhan masih mendukung aset-aset berisiko. Namun, dalam waktu dekat, ia memperkirakan akan ada volatilitas di level mikro, terutama akibat potensi perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru.
"Kami memprediksi pasar saham AS akan terus naik, tetapi kenaikannya tidak akan mulus,” kata Akullian dikutip CNBC, Senin (18/11).
Adapun pada hari Kamis (14/11), para trader juga mencerna pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang mengatakan bahwa bank sentral tidak "tergesa-gesa" untuk menurunkan suku bunga. Ia menyebut kuatnya pertumbuhan ekonomi memberikan ruang bagi pembuat kebijakan untuk berhati-hati untuk menentukan seberapa besar penurunan suku bunga.
Sementara itu, Presiden Fed Boston, Susan Collins, memberikan sinyal hati-hati dengan menyatakan kepada The Wall Street Journal bahwa penurunan suku bunga bulan depan belum dapat dipastikan.
Data penjualan ritel Oktober yang dirilis pada Jumat naik sebesar 0,4%. Menurut survei Dow Jones, angka tersebut sedikit melampaui perkiraan ekonom sebesar 0,3%. Data penjualan ritel tersebut melengkapi laporan inflasi konsumen Oktober yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
Setelah reli pasca-pemilu menyusul kemenangan Trump, indeks utama mencatat rekor tertinggi baru pada hari Senin (11/11) namun momentum kenaikan mulai melambat. S&P 500 turun 2,1% sepanjang minggu, Nasdaq Composite merosot 3,2%, dan Dow Jones yang berisi 30 saham melemah 1,2%.