Nasib Pembukaan Kode Broker Belum Pasti, Apa Untung Ruginya?
Bursa Efek Indonesia berencana mengimplementasikan kembali pembukaan kode broker dan domisili pada akhir sesi perdagangan. Namun sejauh ini, BEI baru memastikan kode domisili yang akan dibuka dalam waktu dekat. Lantas bagaimana dengan pembukaan kode broker?
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya merencanakan pembukaan kode broker dan domisili secara bertahap. Berdasarkan diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembukaan informasi transaksi di awal akan dilakukan untuk kode domisili di break session atau jam istirahat perdagangan. Namun, Irvan tak membeberkan kapan kode broker akan dibuka, apalagi diimplementasikan.
“Nanti diinfokan (implementasi kode broker),” kata Irvan kepada Katadata.co.id, Senin (23/6).
Pengamat Pasar Modal dan Investasi, Desmond Wira, mengatakan dampak pembukaan kode broker hanya berpengaruh pada sebagian pelaku pasar, terutama jenis day trader dan scalper, serta sebagian kecil swing trader. Namun, menurutnya, pengaruhnya kecil bagi investor jangka panjang.
“Bagi investor jangka panjang hal itu bukanlah game-changer,” ujar Desmond ketika dihubungi Katadata.co.id, dikutip Senin (23/6).
Desmond juga membeberkan keuntungan dan kerugian apabila kode broker dibuka. Ia menyebut, pembukaan kembali kode broker dinilai memiliki sejumlah keuntungan bagi pasar.
Pertama, hal ini berpotensi meningkatkan likuiditas dan nilai transaksi harian, karena memungkinkan day trader dan scalper memantau aktivitas broker besar sehingga mendorong aktivitas jual-beli.
Kedua, pembukaan kode broker dapat menjadi alat bantu analisis bagi trader yang menggunakan pendekatan “bandarmologi”. Hak ini dapat membantu trader membaca aksi akumulasi atau distribusi oleh pelaku pasar besar (big player).
Ketiga, Desmond mengatakan kebijakan ini juga berpeluang menarik kembali minat trader ritel aktif yang sebelumnya meninggalkan pasar saham Indonesia dan beralih ke instrumen lain, seperti pasar forex atau kripto karena tidak bisa lagi memanfaatkan data pergerakan broker.
Di sisi lain, Desmond membeberkan potensi kerugian yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah munculnya kembali herding behavior, yaitu kecenderungan sebagian investor untuk ikut-ikutan melakukan aksi beli atau jual hanya berdasarkan aktivitas broker tertentu tanpa melakukan analisis fundamental atau teknikal mendalam.
“Saya sih setuju saja pada pembukaan kode broker. Dilihat dari keuntungan dan kerugiannya lebih banyak keuntungan bagi pelaku pasar ritel terutama yang merupakan trader jangka pendek,” kata Desmond.
Kode Domisili Dibuka Bulan Depan
BEI sebelumnya memastikan segera membuka kembali kode domisili pada perdagangan saham usai sempat ditutup per 27 Juni 2022.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, rencana untuk membuka kode domisili sudah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tinggal diimplementasikan. Menurut Jeffrey, proses ini tengah dikerjakan oleh vendor sehingga nantinya bisa ditampilkan di akhir sesi perdagangan.
“Harusnya 1 bulan, 2 bulan lagi harusnya udah selesai itu, kira-kira bulan depan, ya,” kata Jeffrey kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/6).
Ia menegaskan, langkah ini bukan merupakan kebijakan pembalikan atau reverse policy, tetapi murni penambahan informasi baru yang sebelumnya belum tersedia. “Jadi enggak ada kaitannya dengan kebijakan lama, ini informasi tambahan yang baru kami siapkan,” katanya.
Bursa Efek Indonesia menghilangkan kode domisili investor lokal dan investor asing sejak Senin 27 Juni 2022. Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono sebelumnya sempat menjelaskan, kebijakan penutupan kode domisili investor bertujuan untuk meningkatkan tata kelola pasar.
"Yaitu membangun market governance dengan mengurangi praktik herding behaviour atau menggiring pasar ke saham-saham tertentu," kata Aji, dalam keterangan resminya, Juni 2022 lalu.