Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan belum ada pembicaraan resmi ada pembicaraan resmi dengan Morgan Stanley Capital International (MSCI) terkait wacana penggunaan Monthly Holding Composition Report. Data yang diterbitkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)  ini diusulkan menjadi referensi tambahan dalam perhitungan free float saham emiten Indonesia.

“Belum. Sama seperti yang sebelumnya juga kami yang proaktif menyampaikan kepada MSCI, kami sangat siap,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, kepada wartawan di Gedung BEI, Senin (27/10). 

Free float adalah porsi saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat, tidak termasuk saham yang dikuasai oleh pemegang saham pengendali, pemegang saham mayoritas, komisaris, direksi maupun karyawan perusahaan. 

Jeffrey Hendrik menyampaikan bahwa BEI telah beberapa kali berdiskusi dengan MSCI. Jika MSCI ingin menambah informasi terkait penggunaan data KSEI, menurut dia, BEI membuka peluang untuk berdiskusi lebih lanjut dan bersikap proaktif untuk berdiskusi dengan MSCI.

Adapun selama ini, emiten di Indonesia hanya diwajibkan melaporkan kepemilikan saham ≥5% kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, data KSEI mencakup kepemilikan di bawah 5% serta memberikan klasifikasi jenis pemegang saham. Hal itu nantinya dapat memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat mengenai struktur kepemilikan saham pada suatu emiten. 

Mengutip informasi dari Stockbit Sekuritas, MSCI dalam pengumumannya menyampaikan bahwa selain mempertimbangkan penggunaan laporan KSEI sebagai referensi tambahan, lembaga tersebut juga mengusulkan perubahan metodologi dalam penentuan estimasi free float saham Indonesia. MSCI mengusulkan agar estimasi free float ditetapkan berdasarkan nilai terendah antara dua perhitungan berikut:

  1. Free float yang dihitung menggunakan data kepemilikan yang dilaporkan oleh emiten dalam keterbukaan informasi, laporan, maupun siaran pers, sesuai metodologi MSCI. 
  2. Free float yang diestimasi menggunakan data KSEI, dengan mengklasifikasikan saham script (yang tidak tercatat di data KSEI) serta kepemilikan korporasi (lokal dan asing) dan kategori others (lokal dan asing) sebagai non–free float. 

Sebagai alternatif, MSCI juga mempertimbangkan pendekatan lain, yakni menghitung estimasi free float berdasarkan data KSEI dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan korporasi sebagai non–free float. Namun tanpa memasukkan kategori others dalam perhitungan tersebut. 

Meski begitu, Stockbit Sekuritas melihat wacana itu belum dipastikan akan diberlakukan karena MSCI masih menunggu tanggapan dari para pelaku pasar. MSCI akan membuka periode konsultasi hingga 31 Desember 2025, dan hasilnya dijadwalkan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Apabila proposal ini disetujui, perubahan metodologi tersebut akan mulai diterapkan pada review indeks Mei 2026 mendatang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila