Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta industri perbankan menurunkan suku bunga kredit. Pasalnya, Bank Indonesia secara bertahap menurunkan suku bunga acuan hingga 5%. Ditambah lagi, suku bunga di negara-negara lain sudah mulai turun.
Meski begitu, perbankan tidak langsung merespons positif arahan dari orang nomor satu di Indonesia tersebut. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan suku bunga kredit harus mengikuti kondisi pasar.
Sunarso mengakui jika penurunan suku bunga kredit memerlukan waktu meski suku bung acuan BI sudah turun. Sebab, bank biasanya memiliki pinjaman yang tenornya tidak sebentar. Di BRI saja, paling cepat tenor pinjamannya satu bulan.
"Artinya, itu masih butuh transmisi dan butuh waktu. Tidak usah dipaksa seperti itu, nanti market akan menentukan," kata Sunarso ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/11)
Biarpun begitu, dia mengatakan kalau perbankan lain menurunkan suku bunga, tidak ada alasan suku bunga BRI tidak turun. "Jadi, bank follow trade," kata Sunarso.
(Baca: Jokowi Minta Para Bankir Turunkan Bunga Kredit dan Salurkan ke UMKM)
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan perbankan secara umum pasti menurunkan suku bunga jika pasar pasar bergerak turun. Bank Mandiri pun sudah menurunkan suku bunganya untuk kredit korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR), maupun trade finance.
Panji mengatakan bunga kredit korporasi secara bertahap turun karena nasabah korporasi sangat paham akan kondisi pasar dan bergantung dengan kondisi tersebut. Meski begitu, dia mengaku tidak ingat berapa banyak penurunan bunga kredit untuk korporasi.
Panji hanya mengingat penurunan bunga KPR di Bank Mandiri sejak awal tahun (year to date) turun antara 25 basis poin hingga 50 basis poin. Penurunan KPR dilakukan karena persaingan dengan bank lainnya sangat ketat.
"Bunga kredit di KPR dan korporasi sudah pada rendah suku bunganya. Sejalan dengan cost of fund yang juga turun," kata Panji.
Selanjutnya, Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) Ario Bimo juga menyampaikan komponen yang penting untuk menjadi pertimbangan penurunan suku bunga kredit yaitu cost of fund yang turun. Jika kondisi pasar turun, BNI juga akan semakin berani menurunkan bunga kreditnya.
"Kalau cost of fund belum turun, ya enggak beranilah," kata Ario.
Selain itu, Ario menyampaikan penurunan suku bunga kredit memerlukan waktu karena beberapa pinjaman memiliki tenor paling cepat tiga bulan. Di sisi lain, dia mengatakan tidak hanya suku bunga kredit saja yang bakal diturunkan oleh BNI, melainkan bunga simpanan dalam bentuk deposito juga bakal turun.
"Tapi orang banyak tidak mau deposito turun bunganya," kata Ario.
(Baca: Tertekan Ekonomi AS dan Global, RI Diramal Hanya Tumbuh 5,2% pada 2020)