Selain itu, Maryono menilai, selama dirinya menjabat, kualitas dari proses bisnis BTN maupun kesejahteraan karyawan sudah ditingkatkan. "Perbaikan-perbaikan, di mana tinggal nanti yang meneruskan bisa menjadikan lebih baik lagi," kata Maryono.
Sedangkan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan, salah satu tujuan digantinya Direktur Utama BTN adalah menekan backlog perumahan di Indonesia. "Memang BTN ke depan sangat krusial di mana backlog sudah besar," katanya.
Gatot menambahkan, Kementerian BUMN berharap dalam beberapa tahun ke depan kinerja BTN bisa tumbuh dua hingga tiga kali lipat. "Sebagaimana kita tahu, sekarang mortgage bank cuma BTN, jadi yang kami utamakan BTN."
Jadi, penunjukan Suprajarto sebagai nakhoda baru BTN semata-mata untuk mengakselerasi kinerja perusahaan ke depan. Kementerian BUMN melihat dari kinerja Suprajarto sejak di BNI dan BRI, sehingga Kementerian BUMN menilai Suprajarto bisa menangani BTN menjadi lebih baik ke depan.
(Baca: Menteri Rini Angkat Dirut BRI Suprajarto Jadi Dirut BTN)