Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross di bawah 2,5% akhir tahun ini. NPL pada akhir Juni dilaporkan lebih tinggi dari posisi sama tahun lalu yang sebesar 2,78%.
Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh BTN untuk menurunkan NPL yaitu mengejar debitur-debitur mereka yang menunggak pembayaran cicilan kreditnya. Bahkan, BTN berencana untuk membawa beberapa perkara ke pengadilan pada Agustus atau September ini. Saat ini, BTN tengah menghitung jumlah debitur yang menunggak beserta tagihannya.
"Sebentar lagi BTN akan serahkan nasabah yang nakal kepada pengadilan dan PKPU (penundaan kewajiban pembayaran utang) atau bakal melelang," kata Direktur Utama BTN Maryono ketika ditemui dalam acara bincang dengan media di Menara BTN, Jakarta, Jumat (19/7).
(Baca: Kondisi Ekonomi Masih Menantang, BTN Turunkan Target Semester II 2019)
Ia mengatakan, debitur-debitur yang tidak melaksanakan kewajibannya tersebut mayoritas berasal dari segmen kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi. Debitur tersebut sebelumnya mendapatkan promo ketika membeli rumah, namun ketika promo tersebut sudah selesai, debitur belum siap dengan peningkatan bunga yang harus dibayarkan.
Manajemen BTN berharap melalui pengejaran hingga ancaman proses hukum, banyak debitur yang akhirnya bersikap kooperatif dan tidak menunggak pembayaran tagihan kredit. Di sisi lain, pelelangan dilakukan untuk kredit yang sudah betul-betul macet. Ini untuk menutup atau mengurangi potensi kerugian.
Maryono mengatakan NPL BTN pada akhir semester I 2019 sedikit meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu. Namun, ia enggan memerinci, karena bakal dijabarkan saat paparan publik kinerja keuangan pada Jumat (26/7).
(Baca: BTN dan Bank Mandiri akan Gelar RUPSLB Akhir Agustus 2019)
Ia menambahkan, ada sejumlah penyesuaian Rencana Bisnis Bank BTN hingga akhir tahun ini. Perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran 10-12%, dan aset 8-10%.
Target-target ini lebih rendah dari sebelumnya, namun masih di atas target industri perbankan. Target kredit industri perbankan di kisaran 9-11% dan DPK 7-9%. "Kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track,” kata dia.