OJK Perkirakan Likuiditas Perbankan Membaik Tahun Ini

Arief Kamaludin|KATADATA
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi likuiditas perbankan akan membaik tahun ini seiring menurunnya imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
29/3/2019, 05.00 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi likuiditas perbankan akan membaik tahun ini seiring menurunnya imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN). Penurunan terjadi karena pekan lalu, The Fed mengirim sinyal suku bunga acuan Amerika Serikat tetap sama selama 2019. Kekhawatiran ketidakpastian global pun berkurang.  

Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK Yohanes Santoso mengatakan, penurunan yield di SBN memicu ekuilibrium baru. “Sebagian dana akan kembali ke bank,” katanya dalam konferensi pers usai rapat dewan komisioner di Jakarta, Kamis (28/3). Jika hal ini terjadi, maka kemampuan bank dalam menyalurkan kredit akan membaik.

Ia pun mengatakan, keseimbangan baru tersebut akan muncul ketika investor menunjukkan penurunan minat saat lelang SBN. Contohnya, saat Kementerian Keuangan menargetkan penjualannya sebesar Rp 8 triliun, sementara jumlah penawaran masuk sebesar Rp 20 triliun, artinya minat investor pada obligasi masih besar. Begitu pula sebaliknya.

(Baca: Hingga Februari, Kredit Bank Melonjak 12,3%, DPK Cuma Tumbuh 6,6%)

Ia memperkirakan investor akan kembali menanamkan dananya ke bank setelah pemerintah memenuhi target penerbitan obligasi hingga 50%. “Kalau belum 50%, ekuilibrium baru tidak akan muncul,” ujarnya.

Pemerintah berencana menjual 10 surat utang atau surat berharga negara (SBN) retail sepanjang 2019. Penerbitan bakal dilakukan setiap bulan, kecuali Juni dan Desember. Banyaknya SBN retail yang diterbitkan bertujuan untuk memperluas basis investor domestik.

Dari total 10 SBN retail yang berencana diterbitkan, sebanyak delapan di antaranya tidak dapat diperdagangkan yaitu empat Saving Bonds Retail dan empat sukuk tabungan syariah. Sedangkan dua lainnya, bisa diperdagangkan di pasar sekunder, yaitu ORI dan sukuk ritel (Sukri).

(Baca: Ketidakpastian Global Menurun, Aliran Dana Asing Capai Rp 74,7 Triliun)

Pemerintah menargetkan perolehan dananya mencapai Rp 80 triliun dari penerbitan SBN retail dan penempatan langsung (private placement). Nilai ini sekitar 10% dari target total penerbitan SBN tahun ini yang sebesar Rp 825,7 triliun. Namun, targetnya dapat disesuaikan dengan potensi sumber dan kebutuhan pembiayaan.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia pada Januari 2019, Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan tercatat Rp 5.563 triliun, turun 1,19% dari posisi Desember 2018 Rp 5.630 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan DPK tahun ini sebesar 10%, maka ada potensi tambahan DPK senilai Rp 563 triliun yang juga bisa terserap ke instrumen SBN.

Reporter: Rizky Alika