Ketidakpastian Global Menurun, Aliran Dana Asing Capai Rp 74,7 Triliun
Aliran dana asing meningkat di tengah menurunnya ketidakpastian kondisi global. Sejak awal tahun hingga 22 Maret lalu, aliran dana yang masuk alias capital inflow mencapai Rp 74,7 triliun.
Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yohanes Santoso Wibowo mengatakan, jumlah dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 63,5 triliun dan di pasar saham Rp 11,2 triliun. "Jadi masih ada inflow ," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (28/3).
Ketidakpastian global mereda sejak bank sentral Amerika Serikat, The Fed, pada pekan lalu memberi sinyal tidak ada kenaikan suku bunga acuan tahun ini. Dana asing mengalir deras ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 22 Maret berada di level 6.525,3 atau naik 5,3% dibandingkan pembukaan indeks pada awal tahun ini. IHSG pada Maret 2019 diprediksi akan menguat didorong oleh sentimen positif rilis data neraca perdagangan Februari yang mencatatkan surplus.
(Baca: Ancaman Resesi AS, IHSG Berakhir Koreksi didorong Sektor Konsumer)
Sepanjang 2019, investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 11,2 triliun. Pembelian terbesar terjadi pada Januari lalu, Rp 13,8 triliun. Bulan berikutnya mereka melakukan penjualan bersih (net sell) Rp 3,4 triliun. Lalu, sepanjang bulan ini hingga 22 Maret terjadi pembelian bersih senilai Rp 800 miliar.
Sementara pada SBN, peningkatan imbal hasil (yield) dan obligasi korporasi mulai tertahan di awal 2019, seiring masuknya investor asing yang cukup besar, senilai Rp 73,5 triliun. Penurunan yield ini dapat mendorong korporasi untuk meningkatkan penerbitan surat utang.
(Baca: Tekanan Global Mereda, Imbal Hasil Surat Utang Berpotensi Turun)
Pada Februari lalu, rata-rata yield SBN telah turun 26,7 basis points. Sementara sepanjang bulan ini hingga 22 Maret, yield SBN telah turun 19,9 basis points.
Dana asing Januari-Februari 2019
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada awal bulan ini memprediksi neraca pembayaran surplus pada triwulan pertama 2019, seperti terjadi pada triwulan IV tahun lalu. Optimisme ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk dana asing.
"Pada triwulan pertama, neraca pembayaran diperkirakan mengalami surplus dengan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah dari triwulan empat dan aliran modal asing yang tetap besar," kata dia.
(Baca: Ditopang Bansos, BI Hitung Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2019 di 5,2%)
Perry mencatat aliran masuk dana asing sepanjang Januari-Februari tahun ini mencapai Rp 63 triliun. Rinciannya, aliran masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 49,5 triliun, saham Rp 12,6 triliun, dan Sertifikat BI mencapai Rp 1,4 triliun.
Ia memperkirakan aliran masuk dana asing akan terus berlanjut sehingga dapat menutupi defisit transaksi berjalan. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) membidik defisit transaksi berjalan turun dari nyaris 3% dari PDB pada 2018 menjadi 2,5% dari PDB pada tahun ini.