BI Pastikan Isi Ulang Uang Elektronik Dikenakan Biaya

ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Petugas pemasaran memberikan penjelasan kepada nasabah tentang aktivasi uang elektronik BNI UnikQu di kantor Pusat BNI, Jakarta.
Penulis: Miftah Ardhian
6/9/2017, 13.19 WIB

(Baca: Transaksi Uang Kartal Bakal Dibatasi Rp 100 Juta, Ada 12 Pengecualian)

Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, biaya untuk melakukan isi ulang uang elektronik memang untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur pendukungnya. Biaya ini diperlukan guna terus mendorong gerakan nasional non tunai.

Rohan juga menjelaskan biaya tersebut memang belum diputuskan berapa besar. Namun, kabar beredar yang dia dengar, berkisar Rp 1.000-1.500 per satu kali isi ulang. Menurutnya biaya ini bisa dibilang murah atau mahal tergantung pelayanan yang diberikan.

Dirinya mencontohkan, biaya tersebut akan terlihat murah apabila perbankan memberikan akses kemudahan dalam melakukan isi ulang tersebut. Misalnya, Bank Mandiri yang akan bisa melakukan isi ulang melalui telepon selular dengan teknologi NFC. Sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh keluar rumah untuk melakukan transaksi tersebut.

"Jadi kalau fee-nya misal antara Rp 1.000-1.500 per top up, relatif bisa dibilang mahal atau murah. Tergantung bagaimana (pelayanan)," ujar Rohan.

(Baca: Penggunaan Sistem Keuangan Nontunai Turut Kurangi Kemiskinan)

Halaman: