Perbanas: Penurunan Bunga Acuan Belum Cukup Genjot Penyaluran Kredit

Katadata | Agung Samosir
Suasana di salah satu kantor cabang bank di Jakarta
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
24/8/2017, 19.45 WIB

Sementara, sisi permintaan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih belum membaik. Begitu pula di sektor korporasi yang masih belum pulih benar padahal saat ini banyak diincar oleh perbankan.

"Karena sekarang di perusahaan-perusahaan menengah memang mereka banyak yang maintain cash, sehingga belum terlalu agresif investasi nya," ujar Kartika.

Meskipun demikian, Kartika melihat, harga komoditas sudah mulai membaik ditandai dengan kenaikan harga sawit dan batu bara, harusnya memiliki dampak pada penyaluran kredit. Untuk itu, diperlukan stimulus lebih bagi perusahaan agar mau berinvestasi dan juga bagi masyarakat di lapisan bawah agar bisa meningkatkan daya beli supaya industri semakin bergairah.

"Mungkin di level menengah dari perbaikan harga komoditas ini (bisa mendorong), dan level bawah dari program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos)," ujarnya.

(Baca: Dorong Pembiayaan, BI Akan Rilis Aturan Bank Beli Obligasi Korporasi)

Di sisi lain, Kartika mengharapkan perbankan nasional terus berupaya memperbaiki NPL nya masing-masing. Di Bank Mandiri sendiri telah melakukan berbagai cara untuk menekan laju NPL dengan merestrukturisasi kredit yang masih mungkin direstrukturisasi.

Jika hal tersebut tidak memungkinkan, Bank Mandiri akan segera melakukan penjualan aset perusahaan yang sudah dinyatakan pailit. Bank Mandiri juga akan benar-benar melakukan seleksi dalam memberikan kredit tersebut.

"Yang masih paling berat itu sektor baja, plastik, terus kontraktor, terutama terkait minyak dan gas bumi (migas) dan batu bara," ujarnya. 

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian