Ditaksir Capai Rp 65 Triliun, Obligasi BUMN Bakal Rajai Pasar

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
25/6/2017, 07.00 WIB

(Baca juga: Pelni Ingin Tambah Mitra Konsorsium untuk Beli Kapal Pesiar)

Ditemui pada acara buka bersama Kementerian BUMN (12/6) lalu, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Massasya yang sedang menyiapkan IPO anak usahanya, yakni PT Jasa Armada Indonesia menyatakan saat ini pihaknya masih melakukan finalisasi. "Kami harapkan Triwulan IV 2017, bisa Oktober atau November," ujar Elvyn. Pelindo II akan melepas sekitar 20 persen saham anak usahanya dengan target mendapatkan dana segar Rp 2 triliun.

Selain Jasa Armada, anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO pada tahun ini meliputi anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Tugu Pratama Indonesia Insurance. Sementara, PT Krakatau Steel Tbk juga berminat menjual saham anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik. Begitu pula PT Garuda Indonesia Tbk yang menyiapkan IPO anak usahanya di bidang perawatan (engineering) pesawat, GMF Garuda.

Lalu, di bidang properti, konstruksi dan infrastruktur ada lima anak usaha yang melakukan penawaran saham perdana. Di antaranya adalah dua anak usaha BUMN bidang konstruksi yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kedua anak usaha tersebut yaitu PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Gedung.

(Baca juga: Harga Tiket 20 Kereta Ekonomi Bakal Naik Setelah Lebaran)

Kementerian BUMN memperkirakan dapat meraup dana Rp 21 triliun dari IPO sembilan anak usaha. Saat ini, dari 539 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), baru sekitar 20 emiten BUMN yang ada di dalamnya. Kapitalisasi pasar 20 emiten BUMN ini sudah mencapai 26 persen dari total yang tercatat di BEI.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian