Pemerintah Amerika Serikat (AS) berniat memperbarui program hibah yang telah diberikan selama beberapa tahun ini untuk Indonesia. Hal ini dilakukan seiring akan berakhirnya program hibah AS untuk Indonesia pada tahun depan.
Hari ini Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. datang menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro. Salah satu agendanya untuk membicarakan program hibah tersebut.
Donovan datang dengan didampingi oleh wakilnya Brian McFeeters, Chief Executive Officer Millenium Challenge Corporation (MCC) C Dana J Hyde dan Kepala United States Agency for International Development (USAID) Elizabeth Mc Kee.
“Tadi disampaikan bahwa ini (memperbarui) hibah harus mulai dibicarakan sejak sekarang,” kata Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas di Gedung Kementerian PPN/ Bappenas, Jakarta, Rabu (1/2).
Kennedy mengatakan saat ini ada dua program hibah Amerika Serikat yang diterima Indonesia. Program hibah tersebut adalah Millenium Challenge Corporation (MCC) senilai US$ 600 juta dan hibah dari United States Agency for International Development (USAID) dengan nilai US$ 500 juta. Kedua program ini akan habis masa berlakunya tahun depan.
Ada beberapa program yang telah didukung lewat dana hibah tersebut. USAID diantaranya telah mendukung pemrosesan komoditas rempah di Solo, Jawa Tengah. Kemudian ada juga proses produksi tanaman kopi di Papua dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera. Adapun hibah dari MCC berfokus kepada energi terbarukan, gizi dan nutrisi, serta proses pengadaan barang dan jasa.
(Baca: 24 Perusahaan AS Berminat Investasi Sektor Energi di Indonesia)
Kenedy mengaku pertemuan Kepala Bappenas dan Dubes AS tidak membahas apa saja program hibah yang akan diperbarui. Makanya belum bisa dipastikan juga berapa jumlah hibah yang akan dialokasikan Amerika Serikat untuk Indonesia ke depannya. Apakah lebih besar dari sebelumnya, atau mungkin dikurangi.
Pembahasan mengenai hal ini baru akan bisa diketahui setelah pemerintah RI dengan pemerintah AS membicarakan program apa saja yang akan didukung. “Baru setelahnya akan kelihatan angkanya,” kata Kennedy.
Sementara Dubes Donovan mengungkapkan apresiasinya atas program-program yang telah diberikan pemerintah Indonesia untuk mendukung kesuksesan pemberian dana hibah AS. “Oleh sebab itu saya berterima kasih kepada pemerintah RI, khususnya Bappenas,” ujarnya.
Tak bahas kebijakan Trump
Kunjungan Donovan ke Bappenas merupakan yang pertama kali sejak dirinya dilantik menjadi Dubes AS untuk Indonesia pada November 2016. Dia mengaku kedatangannya ini hanya untuk perkenalan dengan segenap jajaran pemerintah Indonesia.
Saat disinggung apakah pihaknya membicarakan soal kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump, khususnya terkait keluarnya AS dari Kemitraan Trans Pasifik (TPP), Donovan menyangkalnya.
"Tidak. Kami sama sekali tidak membicarakan itu. Kami baru membicarakan hal-hal yang sudah kami lakukan selama ini," katanya. (Baca: Kepala BKPM: Investasi Amerika Serikat Lebih Berat di Era Trump)
Kennedy juga menjelaskan baik Pemerintah RI maupun pihak Kedutaan Besar AS di Jakarta masih belum mengetahui secara jelas kebijakan ekonomi Trump yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu kedua pihak memilih untuk tidak membicarakan hal tersebut.
“Selain memang ini perkenalan Dubes baru, mereka juga belum mengetahui pasti dampak kebijakannya,” kata Kennedy.