PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mengincar pendanaan dari investor Timur Tengah guna membiayai beragam proyek infrastruktur. Untuk itu, perusahaan pelat merah di bidang pembiayaan infrastruktur ini berencana menerbitkan surat utang syariah (sukuk).
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini menyatakan, banyak investor Timur Tengah yang memerlukan aset dasar atau underlying asset berbasis syariah untuk menginvestasikan dananya. "Kalau kita tidak punya produknya akan agak sulit tapping dana syariah itu untuk mendukung kapasitas pembiayaan infrastruktur," katanya di Bali, Kamis (8/12).
Namun, sebelum menerbitkan sukuk, SMI akan lebih dulu merealisasikan pembentukan unit usaha syariah (UUS). Nantinya, UUS ini akan memiliki produk pembiayaan dengan skema ijarah IMBT (sewa menyewa). Sejauh ini, Emma mengaku sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk mengoperasikan UUS.
"Tinggal persiapan operasionalnya adalah produk yang akan kamiberikan yaitu ijaroh IMBT harus di-endorse dulu oleh DPR," kata Emma. Ia menargetkan UUS bisa mulai beroperasi pada awal tahun depan. (Baca juga: Jadi Bank Pembangunan, SMI Yakin Sri Mulyani Setuju)
Bila produk pembiayaan berbasis syariah tersebut diminati para pembangun infrastruktur, SMI baru akan menjajaki penerbitan sukuk. "Kalau perkembangan portofolionya cukup optimis, cukup agresif pertumbuhannya. Rencananya mungkin bisa kuartal IV 2017 atau second half 2017 kami bisa bisa mulai terbitkan sukuk," kata dia.
Menurut perhitungannya dengan melihat alokasi (pipeline) pembiayaan sekarang, ada sekitar Rp 2 triliun yang bisa dibiayai menggunakan skema syariah. Tapi, bila ternyata hanya seperempatnya yang terealisasi, maka SMI bisa saja menerbitkan sukuk dengan jumlah lebih kecil yaitu Rp 500 miliar pada kuartal IV-2017.
Langkah tersebut sekaligus untuk uji pasar guna mengetahui minat publik terhadap sukuk SMI. "Bila first half-nya (paruh pertama) sudah di angka Rp 1 triliun (pembiayaan syariah), ini yang kami sesuaikan," ujarnya.
(Baca juga: Disuntik Negara Rp 2 Triliun, SMI Danai Proyek Tol dan Listrik)
Di sisi lain, Emma menjelaskan, penerbitan sukuk bukan hanya untuk menyerap dana dari investor Timur Tengah, tapi lantaran adanya proyek yang tidak bisa berjalan dengan struktur konvensional. Beberapa proyek yang berpeluang didanai secara syariah, seperti pelabuhan, rumah sakit, dan pembangkit listrik.
Sedangkan langkah SMI menerbitkan sukuk karena ingin mengurangi ketergantungan terhadap duit negara yang selama ini diterima melalui penyertaan modal negara (PMN). Sebelumnya, SMI menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 5 triliun dari rencana Rp 30 triliun.
Di samping itu, ada pendanaan dari penerbitan surat utang jangka menengah (medium term note/MTN), pinjaman bank, hibah, dan pendanaan lainnya. "Funding source (sumber pendanaan) PMN kalau bisa paling akhir, jangan terlalu mengandalkan PMN terus-terusan," kata dia.