Terakhir Kali Jadi Bunga Acuan, BI Rate Tetap 6,5 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
21/7/2016, 19.47 WIB

Meski suku bunga kredit baru turun 0,45 persen sejak awal 2016, Juda menilai, besaran BI rate saat ini sudah memadai untuk menurunkan bunga pinjaman hingga akhir tahun. Selain itu, level BI rate 6,5 persen ini sudah cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, Juda menegaskan, BI akan terus memantau kondisi stabilitas makro dan ekonomi. “Sejauh ini kami lihat ruang (pelonggaran) itu masih ada,” katanya.

Dengan alasan itu pula, bank sentral mempertahankan BI rate kendati kondisi perekonomian membaik. Inflasi saat ini sebesar 3,45 persen, misalnya, masih dalam kisaran yang ditargetkan empat persen plus minus satu persen. Surplus neraca perdagangan juga meningkat pada Juni lalu menjadi US$ 900 juta dari bulan sebelumnya US$ 370 juta.

Mata uang rupiah juga sudah menguat 3,4 persen sejak awal 2016 ke posisi 13.213 per dolar Amerika Serikat (AS). Faktor pendukungnya adalah, suku bunga AS (Fed rate) diperkirakan hanya akan naik sekali dalam tahun ini, yaitu pada akhir tahun nanti.

(Baca: Sambut Bunga Acuan Baru, BI Rate Diprediksi Tetap Hingga Agustus)

Selanjutnya, dalam RDG pertengahan bulan depan, BI akan menggunakan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebagai suku bunga acuan yang baru. Suku bunga bertenor seminggu ini dianggap lebih mencerminkan perkembangan bunga di pasar keuangan. Sedangkan BI rate hanya dijadikan acuan untuk instrumen keuangan bertenor satu tahun.

Halaman: