IDB Beri Utang 14 Negara Rp 21 Triliun, Separuhnya ke Indonesia

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
19/5/2016, 19.04 WIB

Kedua, pengembangan universitas dan lembaga pendidikan Islam sebesar US$ 176,5 juta atau Rp 2,3 triliun. Ketiga, proyek pengembangan transmisi listrik senilai US$ 330 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun.

(Baca: Atasi Kelesuan Ekonomi, IDB Didorong Perbesar Dana Infrastruktur)

Bantuan anyar tersebut di luar tawaran pinjaman IDB sebesar US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp 68,6 triliun. “Kalau yang (bantuan untuk pembangunan) infrastruktur listrik, kebetulan masih ada (persoalan) administrasi yang harus diselesaikan. Tetapi akan segera dituntaskan,” ujar Bambang.

Dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah menargetkan penurunan rasio ketimpangan atau koefisien gini dari 0,41 pada 2014 menjadi sebesar 0,36 pada 2019 mendatang. Pemerintah juga berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca nasional sebesar 29 persen dari tingkat yang diproyeksikan pada 2030 melalui peningkatan perlindungan hutan dan meningkatkan energi terbarukan.

(Baca: Ironis, Keuangan Syariah Lebih Berkembang di Inggris dari Indonesia)

Sidang tahunan IDB kali ini dihadiri oleh 5.035 peserta, di mana 1.021 diantaranya adalah peserta internasional. Selain menggelar pameran, hajatan ini juga berisi pameran yang diikuti oleh 158 peserta, dimana 62 adalah peserta lokal.

Halaman: