Pemerintah Diminta Siapkan Cetak Biru Konsolidasi Perbankan

KATADATA/ Donang Wahyu
KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
14/7/2014, 11.55 WIB

KATADATA ? Pemerintah diharapkan segera menuntaskan detail cetak biru (blue print) konsolidasi perbankan di Inodnesia. Selama ini pemerintah dinilai lamban dalam menciptakan perbankan yang sederhana, kuat, dan bermodal besar.

Agustinus Prasetyantoko, ekonom Universitas Atma Jaya, mengatakan Malaysia telah lebih cepat melakukan konsolidasi perbankannya dengan merestui merger tiga bank. Langkah ini merupakan kesiapan Malaysia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di sektor perbankan yang berlaku pada 2020.

?Selama ini (pemerintah) belum jelas blue print mengenai konsolidasinya. Belum ada arahan yang sama antara stakeholder. Pemerintah dengan perbankan masih jalan sendiri-sendiri,? kata Prasetyantoko saat dihubungi Katadata, Senin (14/7).

Tiga bank besar Malaysia, CIMB Group, RHB Capital, dan Malaysia Building Society (MBSB) menyatakan telah memperoleh persetujuan Bank Negara Malaysia, bank sentral di negara jiran itu, untuk melakukan merger.

?Dampaknya tidak secara langsung. Tapi ini menunjukan bahwa tetangga kita sudah berbenah hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, sedangkan kita belum ada progres,? kata Prasetyantoko.

Bergabungnya tiga bank terebut akan menjadikannya sebagai bank dengan aset terbesar di Malaysia dengan total aset mencapai US$ 188,5 miliar. Ini sekaligus menggeser Malayan Bank Berhad (Maybank) sebesar US$ 171,8 miliar per Desember 2013.  

Sementara PT Bank Mandiri Tbk, sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, hanya mencapai US$ 63,8 miliar pada 2013. Bahkan jika telah mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sekali pun, nilai asetnya hanya US$ 75,2 miliar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati