Rajin Kumpulkan Modal, Bank Mayapada Bidik Tambahan Rp 750 M
PT Bank Mayapada International Tbk menargetkan mampu mendapatkan tambahan modal tahun ini, lewat skema rights issue. Tahun ini perseroan memiliki target mengumpulkan modal sebanyak Rp 4,5 triliun, yang sudah teralisasi sebagian.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahrijadi mengatakan, perseroan membidik modal tambahan lewat rights issue senilai Rp 750 miliar. Aksi korporasi ini ditargetkan dilaksanakan akhir tahun, dan diharapkan akan semakin memperkuat struktur permodalan.
"Akhir tahun ini kami akan mendapatkan tambahan dana lagi lewat rights issue, setelah sebelumnya kami juga mendapat dukungan penambahan modal dari pemilik," kata Hariyono, kepada Katadata.co.id, Rabu (13/5).
Sebelumnya, pemilik Bank Mayapada Dato Sri Tahir menyetorkan modal sebesar Rp 252,08 miliar melalui dua perusahaannya, yakni PT Mayapada Karunia dan PT Mayapada Kasih. Setoran modal ini membuat permodalan Bank Mayapada naik menjadi Rp 16,6 triliun.
Tak lama kemudian, Tahir kembali menyetorkan modal ke Bank Mayapada sebesar Rp 3,5 triliun. Namun, kali ini penyetoran modal menggunakan skema tukar guling aset milik Tahir.
Dalam keterbukaan informasi, perseroan menjelaskan pada 28 April 2020 Bank Mayapada diketahui melakukan pembelian tiga aset milik Tahir, yakni Menara Topas senilai Rp 1,5 triliun. Kedua, gedung perkantoran Mayapada Complex di Surabaya, senilai Rp 1 triliun. Ketiga, gedung di By Pass Ngurah Rai, Bali, senilai Rp 1 triliun.
Dana penjualan tiga aset ini, oleh Tahir kemudian disetorkan kembali ke Bank Mayapada sebagai Dana Setoran Modal. Alhasil, melalui aksi ini modal perseroan makin tebal. Jika dihitung, baik dari modal inti maupun pelengkap, maka total permodalan Bank Mayapada per April 2020 menjadi Rp 20,1 triliun.
(Baca: Suntik Mayapada dengan Tukar Guling Aset Tahir, Bagaimana Soal Pajak?)
Ditambah dengan penambahan modal akhir tahun nanti sebesar Rp 750 miliar, maka permodalan Bank Mayapada akan menjadi Rp 20,85 triliun.
Pengumpulan modal ini menurutnya akan terus dilakukan Bank Mayapada agar dapat masuk dalam jajaran Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, yakni bank yang memiliki modal inti minimum Rp 30 triliun. Jika rights issue akhir tahun lancar, maka tahun depan perseroan tinggal mengejar Rp 9,9 triliun.
“Arahnya pasti ke sana, sesuai dengan komitmen pemegang saham yang setiap tahun selalu menambah modal Bank,” ujarnya.
Jalan menuju BUKU IV tampaknya bisa teralisasi tahun depan. Pasalnya, dalam penjelasan Bank Mayapada kepada otoritas bursa, perseroan menyebut penambahan modal selalu berhasil direalisasikan selama enam tahun berturut-turut. Artinya, besar kemungkinan tahun depan sang pemilik tetap akan menambah modal.
Dari segi aset, Bank Mayapada juga terus menambah asetnya, dengan besaran per 30 April 2020 mencapai Rp 92,48 triiun. Jumlah ini meningkat 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, untuk ekspansi ke depan Hariyono belum bisa mengungkapkan strategi perseroan selama pandemi corona ini. Ia hanya menjelaskan, saat ini selain penguatan permodalan, fokus Bank Mayapada adalah melakukan restrukturisasi bagi debitur terdampak pandemi corona.
Hingga saat ini, total debitur Bank Mayapada yang sudah direstrukturisasi mencapai hampir 200 nasabah, dengan total kredit sebesar Rp 250 miliar. Ke depan Hariyono mengungkapkan, akan ada debitur lagi yang direstrukturisasi, dengan besaran yang kurang lebih sama.
(Baca: Bank Mayapada Pastikan Perusahaan Benny Tjokro Lancar Bayar Utang)