Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Kamis (14/5) dibuka melemah 0,18% ke level Rp 14.893 per dolar Amerika Serikat. Rupiah melemah usai pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang mengungkapkan bahwa perekonomian AS masih bisa memburuk akibat Covid-19.
Mata uang Asia bergerak bervariasi pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang menguat 0,13%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,02%, dan rupee India 0,27%.
Sedangkan dolar Singapura melemah 0,06%, won Korea Selatan 0,39%, peso Filipina 0,2%, yuan Tiongkok 0,07%, ringgit Malaysia 0,21%, dan baht Thailand 0,09%.
(Baca: Harga Emas Menanjak Terangkat Sinyal Stimulus Tambahan The Fed)
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai sentimen negatif masih membayangi pergerakan pasar. "Terutama setelah pandangan Gubernur The Fed," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (14/5).
Adapun Powell mengungkapkan pandangannya bahwa perekonomian Negeri Paman Sam masih bisa memburuk ke depannya. Dengan demikian, diperlukan adanya stimulus tambahan.
Di sisi lain, Powell juga menepis dukungan The Fed terhadap suku bunga negatif. Hal ini bisa mendukung penguatan dolar AS di sesi Asia hari ini, sebagai aset safe haven.
(Baca: Pasar Masih Minim Sentimen, IHSG Diprediksi Kembali Melemah)
Tjendra menjelaskan, rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS, namun tekanan terhadap rupiah kemungkinan tidak besar. Penyebabnya, banyak investor masih yakin dengan perekonomian Indonesia. "Terbukti dengan tingginya minat terhadap surat utang negara," katanya.
Potensi pergerakan mata uang Garuda hari ini berada di antara Rp 14.800-15.000 per dolar AS.