Di tengah situasi pandemi virus corona atau Covid-19, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) masih menyalurkan pembiayaan baru. Meski, jumlah penyalurannya turun signifikan pada Mei 2020.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menjelaskan, hingga Mei 2020 pihaknya telah menyalurkan pembiayaan untuk program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) senilai Rp 6,14 triliun. Jumlah ini turun 13,5% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 7,1 triliun.
Sementara, untuk program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) penyaluran pembiayaan baru tercatat sebesar Rp 571 miliar per 31 Mei 2020. Jumlah ini turun siginifikan dari posisi Mei 2019, yang sebesar Rp 1,65 triliun. Secara total, pembiayaan baru PNM tercatat sebesar Rp 6,71 triliun, turun 23,35%.
"Penurunan program ULaMM disebabkan PNM fokus pada pembiayaan Mekaar di tengah situasi pandemi corona," kata Arief kepada Katadata.co.id, Senin (8/6).
Adapun, outstanding pembiayaan PNM sepanjang Januari-Mei 2020 tercatat sebesar Rp 16,78 triliun, naik 14,88% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Rinciannya, untuk program ULaMM outstanding pembiayaan tercatat mencapai Rp 6,36 triliun, turun 1,57% dibanding Januari-Mei 2019. Kemudian untuk program Mekaar, outstanding pembiayaan Januari-Mei 2020 tercatat sebesar Rp 10,41 triliun, naik 27,94% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dari jumlah nasabah, PNM mencatatkan kenaikan sebesar 30,9% per 31 Mei 2020. Rinciannya, nasabah program ULaMM sebanyak 71.436, turun 0,59%. Kemudian, nasabah program Mekaar sebanyak 6.213.110 pelaku usaha, naik 31,38% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca: PNM Prediksi Penyaluran Kredit Turun 20% Akibat Pandemi Corona)
Arief mengungkapkan, meningkatnya nasabah PNM disebabkan ekspansi pembukaan kantor cabang baru yang dilakukan PMN sejak tahun lalu. Alhasil, hingga April 2020 jumlah kantor PNM sebanyak 2.929 unit, naik 23,27% dari April 2019 sebanyak 2.376 unit. Rinciannya, jumlah unit kantor Mekaar sebanyak 2.303 unit dan kantor ULaMM 626 unit hingga akhir April 2020.
Dari segi pembiayaan bermasalah, PNM berhasil menurunkan level non performing loan (NPL) selama periode Januari-Mei 2020 menjadi 1,62%. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, NPL PNM tercatat berada di level 1,71%
Ke depan, Arief mengungkapkan jumlah pembiayaan PNM bakal lebih pesat dibanding posisi per 31 Mei 2020. Pasalnya, PNM akan mendapatkan tambahan modal dari pemerintah.
Seperti diketahui, melalui melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah akan menebar sejumlah insentif kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu penerima insentif adalah PNM, yang akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 2,5 triliun.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, tambahan modal tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyaluran pembiayaan kepada nasabah.
Selain itu, dana dari pemerintah memberikan tambahan kemampuan PNM untuk menambah pendanaan lain dari pasar modal, perbankan, maupun sumber lainnya. Hal ini diperlukan untuk memperluas penyaluran pembiayaan, dan menambah jumlah nasabah aktif, khususnya untuk Produk PNM Mekaar.
"Karena tambahan modal akan menurunkan debt to equity ratio (DER) PNM, yang mempermudah untuk mendapatkan (leverage) pendanaan baru untuk peningkatan penyaluran pembiayaan," ujar Arief.
(Baca: PNM Berikan Penundaan Cicilan Kredit 109 Ribu Debitur Terdampak Corona)