Perbankan Sebut Minat Investor Membeli ORI017 Cukup Tinggi

Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi, logo PT Bank Central Asia Tbk (BCA), salah satu agen penjual Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Perbankan menyebut minat investor ritel pada ORI017 cukup tinggi di tengah pandemi corona.
6/7/2020, 20.20 WIB

Perbankan mencatat permintaan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI017 masih cukup tinggi di tengah pandemi virus corona. Bahkan, bank meyakini penjualan ORI017 akan mencapai target hingga batas waktu penjualan berakhir pada 9 Juli 2020.

Senior Executive Vice President Wealth Management PT Bank Central Asia (BCA) Christine Setyabudhi mengatakan, hingga 2 Juli 2020 penjualan ORI017 perseroan mencapai Rp 2,7 triliun.

Ia menyebutkan, capaian penjualan ORI017 yang cukup tinggi ini mengindikasikan investor ritel cenderung mengincar instrumen investasi yang aman di tengah pandemi corona.

"Kami mencermati bahwa permintaan yang tinggi atas pembelian ORI017 ini didasarkan pada pola masyarakat yang cenderung beralih ke instrumen yang lebih konservatif," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (6/7).

Bank agen penjual ORI017 lainnya, PT Bank Mandiri Tbk, juga berhasil mencatatkan penjualan yang cukup tinggi. Corporate Secretary Bank Mandiri mengatakan, hingga 3 Juli 2020, perolehan sementara penjualan ORI017 perseroan tercatat sebesar Rp 1,25 triliun.

Ia pun optimistis penjualan hingga akhir periode penawaran mampu mencapai Rp 1,5 triliun, yang merupakan target Bank Mandiri. Artinya, dalam tempo empat hari perseroan harus bisa menjual ORI017 senilai Rp 250 miliar.

Sedangkan, penjualan ORI017 oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk masih sekitar Rp 150 miliar. Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengharapkan, penjualan ORI017 oleh perseroan bisa mencapai sekitar Rp 500 miliar hingga akhir periode penawaran.

(Baca: ORI017, Investasi Menguntungkan untuk Bantu Pemulihan Ekonomi)

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan ORI017 sejak 15 Juni 2020 lalu. Instrumen ini, dinilai lebih menguntungkan karena menawarkan imbal hasil di atas bunga deposito, yakni 6,4%.

"Suku bunga Bank Indonesia saat ini 4,5%, dengan demikian bunga deposito di kisaran angka tersebut. Maka lebih untung," kata Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan dalam acara peluncuran ORI017, Senin (15/6).

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menambahkan, kehadiran ORI017 dinilai tepat dalam situasi saat ini, karena masyarakat memerlukan investasi yang aman, mudah, terjangkau serta dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.

Selain itu, ORI017 merupakan instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya hasil dari penerbitan ORI akan digunakan untuk pembiayaan APBN termasuk untuk penanggulangan dan pemulihan dari pandemi corona.

"Membeli ORI017 menandakan partisipasi langsung dari masyarakat dalam upaya pemulihan pembangunan dan perekonomian Indonesia," kata dia.

Batas akhir periode penawaran ORI017 adalah 9 Juli, diikuti dengan penetapan hasil penjualan pada 13 Juli, dan tanggal setelmen dijadwalkan pada 15 Juli 2020.

ORI017 memiliki masa holding period selama dua periode pembayaran kupon, dan dapat dipindahbukukan mulai 15 September 2020.

(Baca: Pemerintah Gencar Lelang SBN, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 6.065 T)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah