Bank Mandiri Bersiap Terbitkan Obligasi "Hijau" US$ 300 Juta

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Maskot Mandiri COVID Rangers 'Mita dan Dika' mengecek suhu tubuh disela-sela peluncurannya di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
28/1/2021, 20.09 WIB

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bakal menerbitkan surat utang berwawasan lingkungan alias green bond berdenominasi mata uang asing pada tahun ini. Rencananya, nilai emisi penerbitan ini mencapai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,23 triliun.

"Penerbitan green bond yang kami rencanakan size-nya lebih kurang US$ 300 juta di tahun 2021 ini," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparan kinerja, Kamis (28/1).

Sayangnya, Darmawan tidak menjelaskan penggunaan dana dari penerbitan green bond tersebut. Dia hanya menyebutkan tingkat likuiditas Bank Mandiri sangat cukup untuk mendukung rencana bisnis perusahaan pada 2021, bahkan hingga tahun depan.

Ia menjelaskan, penerbitan green bond ini merupakan bagian dari surat utang global yang telah disetujui dengan total US$ 2 miliar. Dari total tersebut, Bank Mandiri telah menerbitkan senilai US$ 1,25 miliar sehingga masih tersisa US$ 750 juta. Sisa tersebut yang digunakan Bank Mandiri untuk menerbitkan green bond.

Sementara itu, Bank Mandiri masih belum memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang berdenominasi rupiah tahun ini. Padahal, Bank Mandiri masih memiliki ruang menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp 19 triliun hingga Mei 2022 mendatang.

Darmawan menjelaskan, penerbitan obligasi rupiah masih dalam tahap kajian terutama dalam menentukan waktu penerbitan yang tepat. "Dengan mempertimbangkan kondisi likuditas rupiah dan kondisi likudiitas pasar yang memang sangat cukup," kata Darmawan.

Likuiditas yang longgar tersebut, terlihat dari rasio kredit terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri di level 84,3 % pada 2020. Level tersebut, jauh lebih longgar dibandingkan dengan LDR pada 2019 yang ada di level 96,5 %.

Sepanjang 2020, Bank Mandiri mampu menyalurkan kredit senilai Rp 871,27 triliun atau mampu tumbuh hingga 7,08 % dibandingkan dengan 2019. Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen wholesale senilai Rp 492,7 triliun atau tercatat tumbuh hingga 8,63 % secara tahunan.

Sementara, dari penghimpunan dana, Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 12,24 % menjadi Rp 1.047 triliun. DPK Bank Mandiri masih ditopang oleh tabungan senilai Rp 338,7 triliun, tumbuh 7,23 %. Disokong pula oleh giro senilai Rp 284 triliun atau tumbuh 20,13 %.

Dalam menjaga profitabilitas, Bank Mandiri pun menurunkan cost of fund secara bank only sebesar 33 basis poin dibandingkan 2019 menjadi 2,53 %. Penurunan ini, sejalan dengan penurunan bunga simpanan di Bank Mandiri, seperti deposito menjadi 4,58 % dari 4,96 %. 

Reporter: Ihya Ulum Aldin