PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mendapatkan restu pemegang saham untuk menambah modal melalui penerbitan saham baru dan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Persetujuan tersebut dikantongi oleh Bank Neo Commerce dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat (28/5).
Penambahan modal akan dilakukan melalui dua tahap dengan total sebanyak 10 miliar saham dan nilai nominal Rp 100 per saham. Lebih rinci, pada Penawaran Umum Terbatas (PUT) V, perusahaan akan menerbitkan 5 miliar unit saham baru, sedangkan pada PUT VI, akan diterbitkan 5 miliar unit saham lainnya.
"Dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan meningkatkan modal inti perseroan," kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan dalam rilis usai RUPSLB.
PT Akulaku Silvrr Indonesia, pemegang saham mayoritas Bank Neo Commerce memastikan akan tetap menyerap rights issue tersebut. Selain itu, Gozco Capital yang merupakan pemegang saham lain juga siap menyerap haknya tersebut.
Komitmen itu disampaikan kepada Bank Neo Commerce, meski pemilik modal Akulaku, Ant Financial tengah mengalami persoalan dengan pemerintah di negeri asalnya, Tiongkok. Hal itu diperkirakan mengganggu kinerja keuangan perusahaan secara menyeluruh.
"Terkait dengan rencana rights issue, Akulaku telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh Bank Neo Commerce," kata Kepala Sekretaris Perusahaan Neo Commerce Agnes Triliana kepada Katadata.co.id, Jumat (7/5).
Saat ini, kedua perusahaan memiliki masing-masing 24,98% dan 20,13% saham Bank Neo Commerce. Sementara, Tjandra mengatakan, belum mendengar komitmen dari PT Asabri (Persero) yang memegang 16,83% saham perusahaan.
Tjandra sebagian dana hasil aksi korporasi tersebut bakal untuk meningkatkan modal inti seperti yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas meminta modal inti bank minimum Rp 2 triliun pada tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan.
"Kami punya capital plan akan melaksanakan rights issue, sekarang lagi proses penawaran umum terbatas (PUT). Injeksinya untuk mengejar modal Rp 2 triliun tahun ini," kata Tjandra dalam wawancara bersama beberapa media, Rabu (28/4).