Pasca-Restrukturisasi, Dirut Jiwasraya Hexana Jadi Wadirut IFG

Katadata
IFG Progress Launching yang diselenggarakan secara hybrid, Rabu (28/4/2021).
Penulis: Lavinda
8/6/2021, 10.53 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menetapkan Hexana Tri Sasongko sebagai Wakil Direktur Utama di PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), induk usaha Indonesia Financial Group (IFG).

IFG merupakan holding BUMN di bidang perasuransian dan penjaminan. Saat ini, IFG beranggotakan 10 anak usaha, termasuk PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life, perusahaan yang menjadi pengelola restrukturisasi polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Hexana sebelumnya menjabat Direktur Utama Jiwasraya. Kini, jabatan Hexana sebagai pucuk pimpinan di Jiwasraya diduduki Angger P. Yuwono, Direktur Teknik Jiwasraya sekaligus Ketua Tim Solusi Jangka Menengah Restrukturisasi Polis Jiwasraya. 

Penetapan jabatan Hexana tertuang dalam Salinan Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor SK–186/MBU/06/2021 tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.

Dalam beleid tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengubah nomenklatur pada jabatan Direktur Keuangan dan Umum menjadi Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Umum. Posisi tersebut saat ini dijabat oleh Rizal Ariansyah.

Manajemen IFG berharap perubahan nomenklatur dan kehadiran Hexana Tri Sasongko sebagai dalam susunan direksi dapat bersinergi dengan dewan komisaris, jajaran direksi, dan seluruh entitas IFG. Hal ini perlu diwujudkan demi mencapai visi dan misi IFG sebagai salah satu pilar penggerak industri finansial di Indonesia.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan IFG Rimhalsyah Buchari mengatakan, Hexana memiliki kompetensi dan pengalaman yang panjang di industri keuangan, termasuk asuransi. Dengan demikian, kehadirannya di jajaran direksi akan membawa dampak positif bagi perusahaan.

"Dengan semakin kuatnya jajaran direksi saat ini, kami meyakini IFG dapat mewujudkan cita-cita kami untuk membangun industri keuangan non-bank yang kuat dengan tata kelola yang baik dan prudent,” ujar Rimhalsyah dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6).

Saat ini, IFG beranggotakan 10 anak perusahaan, terdiri dari: PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama, PT Bahana Kapital Investa, dan IFG Life Insurance.

Pembentukkan IFG dipicu oleh kemelut yang terjadi di industri asuransi, terutama pasca-gagal bayar Jiwasraya. Pemerintah berharap IFG menjalankan perannya untuk mengelola industri asuransi dan penjaminan yang dapat memberi perlindungan kepada masyarakat.

Kasus gagal bayar polis Jiwasraya kini dalam proses penyelesaian melalui restrukturisasi yang dikelola oleh IFG Life Insurance. Per 31 Mei 2021, masa penawaran restrukturisasi pemegang polis Jiwasraya telah berakhir.

Data perkembangan restrukturisasi per 31 Mei 2021 menunjukkan, nasabah korporasi yang setuju ikut restrukturisasi mencapai 2.088 atau 98% dari total polis. Lalu, nasabah ritel yang mengikuti restrukturisasi mencapai 156.075 atau 94%. Sementara itu, nasabah bancassurance sebanyak 16.748 atau 96% ikut restrukturisasi.

Menteri BUMN Erick Thohir selaku perwakilan pemegang saham Jiwasraya mengatakan, pemerintah, direksi, dan Komisaris Jiwasraya sudah berbuat yang terbaik untuk mencari solusi atas gagal bayar polis Jiwasraya.

Persoalan yang terjadi di perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia ini, sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum Erick Thohir dan pengurus Jiwasraya saat ini menjabat.

"Kami bukan bagian dari yang korupsi. Justru kami memperbaiki penipuan ini dan kami tidak membiarkan adanya yang namanya perampokan," kata Erick.


Susunan jajaran Direksi IFG terbaru yakni sebagai berikut:
Direktur Utama : Robertus Billitea
Wakil Direktur Utama : Hexana Tri Sasongko
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Umum : Rizal Ariansyah
Direktur Bisnis : Pantro Pander Silitonga