BSI Targetkan Integrasi Operasional Pasca-Merger Rampung November

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj.
Nasabah antre melakukan migrasi rekening di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh, Aceh, Senin (7/6/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
14/6/2021, 16.56 WIB

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan integrasi operasional entitas bisnisnya selesai pada November 2021. Hal ini dilakukan sejalan dengan resminya merger antara Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan BNI Syariah pada Februari 2021 lalu.

"Harapannya November 2021 core banking-nya sudah menjadi satu," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat di komplek parlemen, Senin (14/6).

Pada saat melakukan merger, BRI Syariah menjadi entitas penerima penggabungan. Namun, secara sistem, teknologi Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai sistem yang menerima penggabungan. Dengan demikian, perlu ada integrasi rekening dari BNI Syariah dan BRI Syariah ke sistem Bank Syariah Mandiri.

Hery menargetkan manajemen bisa mengintegrasikan sistem ketiga bank di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan pada Juni 2021. "Bulan depan (Juli 2021) mungkin Jakarta dan Banjarmasin. Ujungnya adalah ke Jawa Timur, mudah-mudahan Agustus 2021 bisa selesai," kata Hery.

Hery mengatakan, selain fokus pada integrasi operasional pasca-merger, manajemen BSI juga fokus pada pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan pada tahun ini. Lalu, fokus pada menjaga efisiensi yang efektif. Fokus terakhir adalah akselerasi kapabilitas digital yang dimiliki BSI.

BSI mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang triwulan I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu. Bank syariah milik pemerintah ini mampu membukukan laba bersih senilai Rp 741,6 miliar atau mengalami pertumbuhan 12,85% dari Rp 657,2 miliar.

Dari segi fungsi intermediasi, BSI mampu menyalurkan pembiayaan senilai Rp 159,07 triliun atau meningkat 14,73% dari Rp 138,64 triliun. Peningkatan, diikuti dengan kualitas pembiayaan yang membaik, dimana non-performing finance (NPF) ada di level 3,09% atau turun dari 3,35%.

Dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BSI mampu mencatatkan senilai Rp 205,51 triliun atau meningkat 14,3% dari Rp 179,79 triliun. Hal itu membuat cash coverage BSI menjadi 137,4% atau meningkat dari 89%.

Reporter: Ihya Ulum Aldin