Rasio Kecukupan Modal Minim, Dua Bank BUMN Ingin Jual Saham Baru

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Warga melintas disamping mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Link di Jakarta, Minggu (23/5/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
18/6/2021, 12.02 WIB

Ia mengatakan, kebutuhan penambahan modal ini sejalan dengan niat BTN untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit agar lebih optimal. "Jadi dengan penambahan modal, diharapkan kapasitas untuk memberikan pinjaman menjadi lebih besar," katanya.

Kinerja Kuartal I 

Emiten berkode saham BBTN itu menunjukkan raihan pendapatan bunga ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 261,34 triliun atau naik 3,19% pada tiga bulan pertama tahun ini, dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 253,25 triliun.

Laporan keuangan bank milik negara itu menggambarkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit.

KPR subsidi naik 9,04% menjadi Rp 122,96 triliun, sedangkan KPR Non-subsidi tumbuh tipis 0,2% menjadi Rp80,15 triliun. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23% menjadi Rp 236,57 triliun.

Selanjutnya, kredit di segmen non-perumahan naik 2,87% menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing 9,43% dan 7,44%.

Sementara itu, BNI mampu menyalurkan kredit dengan total mencapai Rp 559,33 triliun atau tumbuh 2,2% dibanding penyaluran kredit pada periode yang sama tahun lalu Rp 547,21 triliun.

Kredit BNI mayoritas masih disalurkan pada business banking dengan subtotal mencapai Rp 467,4 triliun atau naik 1,7% dari Rp 459,5 triliun. Kenaikan ini salah satunya disokong oleh naiknya kredit pada bisnis mikro yang tumbuh 16,2% menjadi Rp 87,7 triliun dari Rp 75,5 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin