PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan kredit sebesar Rp 894,49 triliun sampai akhir Juli 2022. Nilai ini tumbuh 11,38% secara tahunan atau year on year (yoy) secara perbankan saja atau bank only.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan, pertumbuhan kredit disokong oleh dua segmen utama perseroan, yakni Wholesale Banking dan Retail Banking.
"Dari sisi wholesale banking, bank bersandi bursa BMRI ini mencatatkan realisasi sebesar Rp 590,51 triliun atau meningkat 10,8%," kata Rudi dalam keterangan resmi pada hari Jumat (2/9).
Pertumbuhan wholesale banking, disumbang oleh pertumbuhan kredit pada Corporate Banking sebesar 7,69% secara tahunan. Sementara itu, untuk segmen ritel, bank berlogo pita emas ini mencatat kenaikan 12,53% secara tahunan.
Rudi menyampaikan, pertumbuhan ekonomi domestik masih memiliki ruang untuk tumbuh berdasarkan hasil tim ekonom Bank Mandiri. Lalu, perseroan akan terus mendorong pertumbuhan kredit khususnya pada sektor yang masih mencatat peningkatan antara lain perkebunan, jasa konstruksi infrastruktur, industri makanan dan minuman, energi dan air, serta jasa keuangan.
“Dengan kondisi makroekonomi yang semakin membaik, kami optimis kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di kisaran 11% yoy secara konsolidasi hingga akhir tahun,” katanya.
Perbaikan dari sisi kinerja kredit Bank Mandiri, terlihat dari posisi rasio pembiayaan terhadap deposito atau loan to deposit ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48%, dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang optimal serta didominasi oleh dana murah (CASA).
Pada Juli 2022, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara bank only telah mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,78% yoy. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan rasio CASA Bank Mandiri secara bank only yang terus membaik menjadi 75,82% per Juli 2022 dari periode setahun sebelumnya 73,76%.
“Pertumbuhan tersebut antara lain disumbang oleh CASA yang naik 11,82% yoy di akhir Juli 2022,”katanya.