PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), pada tahun ini menjanjikan kenaikan rasio pembayaran dividen sebesar 30% sampai dengan 40% dari perolehan laba bersih perusahaan.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan, rasio dividen tersebut meningkat dari yang saat ini di kisaran 25% dari perolehan laba bersih perusahaan.
"Ini akan kami review naik, tergantung kondisi permodalan dan profitabilitas. Kita melihat di kisaran 30% sampai dengan 40%," kata Novita, dalam paparan publik perusahaan, Selasa (31/9).
Novita melanjutkan, saat ini perusahaan berfokus pada transformasi bisnis dan melakukan perbaikan portofolio kredit kepada sektor-sektor yang memilik risiko yang lebih rendah. "Hal ini akan mendorong performa keuangan yang lebih berkelanjutan dan fokus pada strategi cross selling," terang Novita.
Dengan strategi itulah, perusahaan meyakini pertumbuhan kredit BBNI akan tetap tumbuh dua digit dan pada 2025 mendatang, pengembalian ekuitas atau Return on Equity (RoE) BNI akan berada di level 18% dengan biaya kredit atau cost of credit sebesar 1%.
"Target kita (RoE) ke 18% ini menjadi potensi, profitablitas BNI ke depan menjadi lebih baik sangat besar," tuturnya.
Sampai dengan semester pertama tahun ini, bank bersandi BBNI tersebut tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 8,8 triliun, naik 75,1% secara tahunan. Perseroan mencatat net-interest margin di kisaran 4,7%, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I tahun 2022 ini dapat mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0%.
Perusahaan tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 620,42 triliun di semester pertama 2022, naik 8,9% secara tahunan. Sedangkan, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0%. DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2% dari total DPK yang terhimpun.