Bidik Rp15 T, BUMN Luncurkan Water Fund untuk Air Bersih 40 Juta Orang

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan saat pembukaan State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Senin (17/10/2022). SOE International Conference yang mengangkat tema "Driving Sustainable & Inclusive Growth" itu merupakan salah satu dari agenda Road to G20 dari Trade, Industry and Investment Working Group (TIIWG).
Penulis: Agustiyanti
17/10/2022, 15.38 WIB

Pemerintah meluncurkan Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk meningkatkan pendanaan bagi investasi di sektor air bersih di Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, IWF akan mengelola dana mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun untuk mendanai proyek-proyek yang akan memperbaiki akses air bersih pada 40 juta orang. 

"IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 % pada 2045," ujar Erick dalam SEO Conference, Senin (17/10). 

Erick menjelaskan, IWF fokus pada tiga pilar yang menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Program pendanaan dapat dijalankan sesuai dengan model investasi yang sesuai dengan profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia.

Menurut Erick, IWF merupakan solusi cepat untuk pemerataan akses air bersih, mempercepat penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, dan efisien bagi seluruh rakyat Indonesia, memperluas cakupan layanan air bersih nasional. IWF juga merupakan bentuk pendanaan untuk air bersih yang berjalan berdampingan dengan APBN secara mandiri, sehingga tidak membebani APBN secara langsung.

"Namun, Peran mitra strategis dibutuhkan dalam program IWF guna mencapai hasil yang optimal dalam proses pengoperasiannya," ujarnya. 

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021 mencatat rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,8%. Namun, baru sekitar 12% rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19% memiliki akses air minum perpipaan.

Berdasarkan data dari Danareksa Research Institute, konsumsi air semakin meningkat sejalan dengan peningkatan populasi. Namun, kelangkaan air menjadi masalah besar di beberapa negara dan bersamaan dengan kualitas air yang kurang baik menjadi penyebab penyebaran penyakit.

Realisasi investasi/pembiayaan untuk sektor pengairan dan sanitasi belum memenuhi sesuai kebutuhan.IWF merupakan alternatif pembiayaan sektor pengairan di indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Skema sumber dana ini diharapkan dapat meringankan beban APBN.