• International Monetary Fund (IMF) memperkirakan sepertiga perekonomian dunia jatuh ke jurang resesi pada 2023.
  • Perekonomian Indonesia yang ditopang konsumsi domestik dinilai masih cukup solid dan bisa tumbuh 5% pada tahun depan.
  • Kendati demikian, langkah antisipasi tetap diperlukan untuk menjaga tingkat inflasi akibat kenaikan harga minyak dunia dan krisis geopolitik.

Suram. Begitulah gambaran perekonomian global 2023 yang diproyeksikan sejumlah lembaga internasional. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan setidaknya 31 negara akan terseret ke jurang resesi. Ini merepresentasikan sekitar sepertiga dari total pendapatan domestik bruto (PDB) dunia. 

Tiga bulan lalu, pada Juli 2022, IMF lebih optimistis ketimbang saat ini. Kala itu, resesi diperkirakan hanya akan mengancam 15% dari perekonomian dunia. Bahkan pada April, IMF menyebut resesi cuma akan berdampak terhadap 5% terhadap ekonomi global. Namun, perkembangan terbaru membuat IMF meningkatkan proyeksi krisis global di tahun depan. 

IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9,% menjadi 2,7%. Ini bahkan terhitung skenario optimistis. Dalam skenario terburuk ada kemungkinan 10%-15% ekonomi global cuma tumbuh di bawah 1%. Sementara ada kemungkinan juga ekonomi global bergerak di bawah 2%. 

"Namun, untuk tahun ini, proyeksi kami untuk pertumbuhan PDB dunia tidak berubah di 3,2%, seperti pada pembaruan Outlook Ekonomi Dunia Juli," kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas  peluncuran World Economic Outlook, Selasa (11/10).

Gournchas menjelaskan, prospek ekonomi yang suram pada tahun depan disebabkan oleh tiga masalah utama. Pertama, inflasi yang terus-menerus naik dan meluas yang memicu krisis biaya hidup. Kedua, invasi Rusia ke Ukraina dan krisis energi terkait. Ketiga, perlambatan ekonomi di Cina.

Dalam kasus Cina, kejatuhan sektor properti akan menyeret perlambatan ekonomi Cina. IMF memperkirakan perekonomian Tiongkok hanya akan tumbuh 3,2% di tahun ini yang menjadi pertumbuhan paling lambat dalam empat dekade terakhir. Adapun tahun depan, ekonomi Cina diperkirakan akan tumbuh 4,4%. 

Sejumlah raksasa ekonomi dunia juga diperkirakan akan mengalami turbulensi, meskipun tidak sampai jatuh ke jurang resesi. Perkonomian Amerika Serikat diprediksi tumbuh 1% di 2024. Sementara Inggris hanya akan tubuh 0,3% di tahun depan. 

Tidak hanya dari IMF, peringatan resesi global juga diserukan oleh International Energy Agency (IEA). Ini terutama terkait dengan keputusan OPEC+ yang berencana memangkas produksi minyak hingga 2 juta barel per hari mulai November mendatang. Kebijakan sepihak ini dinilai bisa mengerek harga minyak lebih tinggi dari posisi saat ini.

“Dengan tekanan inflasi yang tak henti-hentinya dan kenaikan suku bunga, harga minyak yang lebih tinggi dapat membuktikan titik kritis bagi ekonomi global yang sudah di ambang resesi,” tulis IEA dalam laporan bulanannya. 

Perekonomian Indonesia

Ketika sebagian diprediksi resesi atau mengalami perlambatan signifikan, IMF memperkirakan perekonomian Indonesia masih tumbuh solid di kisaran 5%. Namun, pertumbuhan ini lebih lambat ketimbang pertumbuhan di akhir tahun yang diperkirakan mencapai 5,3%. 

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara ASEAN lainnya. Ekonomi Malaysia diperkirakan tumbuh 4,4%, Thailand 3,7%, Singapura 2,3%, dan Filipina 5%.  Hanya Vietnam dan kamboja yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi masing-masing mencapai 6,2%. 

Sejumlah pihak juga percaya diri Indonesia tidak akan ikut jatuh ke jurang resesi. Ekonom Senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperingatkan penurunan kinerja ekonomi global akan menyeret ekonomi domestik, tetapi tak sampai jatuh ke jurang resesi. 

Menurut Chatib, perekonomian Indonesia pada tahun depan hanya akan melambat. Kondisi Indonesia dinilai lebih beruntung dibandingkan negara lain di kawasan karena kontribusi ekspor di dalam perekonomian domestik tidak signifikan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement