Jordan Belfort: Investasi Kripto Tidak Untuk Semua Orang

Katadata/Ezra Damara
Jordan Belfort saat dengan Katadata di sela-sela acara Finfolk Conference 2023 (12/10/2023).
Penulis: Hari Widowati
23/10/2023, 14.50 WIB

Investor kakap dan pialang terkemuka di Wall Street, Jordan Belfort, menilai investasi pada mata uang kripto (cryptocurrency) bukanlah investasi yang bisa dilakukan semua orang. Dia pun memiliki pandangan yang berubah-ubah terhadap mata uang kripto.

"Saya membencinya, kemudian saya lebih menyukainya, lalu saya membencinya lagi. Itu selalu berubah karena saya pikir itu normal," ujar Belfort, yang juga dikenal dengan julukan The Wolf of Wall Street, dalam wawancara di program Katalogue dari Katadata.co.id, Minggu (22/10).

Belfort mengaku pandangannya terhadap kripto berubah-ubah seiring informasi yang diterimanya. Pada tahun-tahun awal, ia beranggapan kripto adalah suatu penipuan besar. "Ternyata pandangan saya 98% benar tentang hal itu. Dengan kata lain, hampir semua koin yang ada di luar sana, di luar Bitcoin dan Ethereum mungkin ada satu atau dua yang lain, ternyata adalah penipuan yang sama sekali tidak berharga," kata Belfort.

Pada saat itu Belfort berpikir untuk menghindari investasi kripto karena menganggap kripto seperti wabah. Apalagi dengan kasus kebangkrutan bursa kripto FTX yang memberikan sentimen negatif ke pasar. Kerajaan kripto Sam Bankman-Fried yang bernilai US$ 32 miliar itu runtuh. Sekitar 1,2 juta penguna FTX sampai saat ini belum bisa mendapatkan kepastian apakah mereka bisa mendapatkan uang mereka kembali.

Namun, pandangan Belfort perlahan-lahan berubah. Menurutnya, Bitcoin adalah investasi yang sah. "Dengar, jika Anda tidak menyukai kripto maka Anda harus menjauhinya. Namun, jika Anda menyukai kripto dan ingin melakukannya, menurut saya Bitcoin bagus. Bitcoin akan lebih tinggi dalam jangka waktu yang sangat panjang,"ujarnya.

Belfort menyarankan agar investasi di Bitcoin harus dilakukan dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun. Ia juga menyarankan agar hanya sebagian kecil dari modal yang ditempatkan di portofolio mata uang kripto. "Saya rasa, Anda tidak perlu menjadikannya sebagai mayoritas portofolio Anda. Sebaiknya di bawah 10%, mungkin di bawah 5% dari portofolio Anda adalah Bitcoin," kata Belfort.

Ia menilai investor yang baru masuk ke mata uang kripto akan menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan investor yang sudah lebih berpengalaman. Investor juga harus mempertimbangkan fenomena "Halving Day Bitcoin" yang terjadi setiap empat tahun sekali. Halving day bitcoin adalah peristiwa di mana hadiah untuk menambang (mining) satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok (empat tahun sekali) sehingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Penambang Bitcoin atau yang disebut sebagai miner akan mendapatkan imbalan ketika mereka berhasil melakukan aktivitas mining, yakni menambah blok baru dalam jaringan blockchain. Halving dilakukan untuk mengurangi laju penambahan koin baru dan menurunkan pasokan Bitcoin yang beredar demi menjaga tingkat inflasi.

"Di masa lalu, setiap kali Anda berada di titik ini dan terjadi reli Bitcoin yang separuhnya, dan selama tahun berikutnya Bitcoin terus naik secara signifikan lebih tinggi," kata Belfort. Secara teoritis, harga seharusnya naik karena ada lebih sedikit pasokan baru di pasar.

Belfort berkesimpulan bahwa saat ini Bitcoin berada dalam momen yang sangat menarik karena Bitcoin terkunci dalam rentang perdagangan yang cukup stabil untuk beberapa waktu di kisaran US$ 25.000-30.000. "Sudah cukup bagus untuk Bitcoin yang benar-benar stabil. Saya pikir apa yang tercermin dari hal tersebut adalah banyak uang yang sangat spekulatif keluar dari (kripto) dan lebih banyak uang jangka panjang yang masuk ke kripto saat ini," tuturnya.

Reporter: Hari Widowati