Kebiasaan Impulsive buying atau belanja impulsif ini merupakan sebuah perilaku membeli sesuatu tanpa berpikir dua kali. Biasanya keinginan belanja impulsif ini muncul karena terjebak tren tertentu.
Hal itu menyebabkan persiapan finansial di masa depan kerap terhambat karena kebiasaan impulsive buying yang mengganggu kesehatan finansial.
“Tak heran, orang-orang yang melakukan impulsive buying cenderung tanpa pikir panjang dan membeli barang hanya berdasarkan keinginan,” dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (10/2).
Perilaku ini juga kerap muncul karena ada diskon atau penawaran harga yang menarik, sehingga mereka berpikir untuk langsung membelinya dan merasa kesempatan ini belum tentu datang lagi di kemudian hari.
Padahal, perilaku impulsive buying ini dapat memberikan dampak negatif pada pelakunya, termasuk dalam hal perencanaan finansial untuk masa depan.
Berikut beberapa dampak yang bisa disebabkan oleh perilaku impulsive buying.
- Rentan Terjerat Pinjaman
Perilaku impulsive buying bisa mendorong pelakunya untuk bersikap lebih boros. Jika kemampuan finansial tidak bisa mengimbangi keinginan berbelanja tersebut, bisa jadi mereka akan lebih mudah mengambil jalan pintas dengan pinjaman.
Jika dilakukan secara terus menerus, maka mereka pun bisa terjerat pinjaman atau kredit.
- Sulit Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan
Perilaku impulsive buying membuat pelakunya rela menghabiskan uang untuk belanja hal-hal tidak penting yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Tak jarang, alokasi dana untuk kebutuhan utama harus rela dikorbankan demi keinginan sesaat.
Hal inilah yang membuat mereka akan kesulitan mengalokasikan dana untuk masa depan karena tidak punya tabungan.
- Penumpukan Barang Tidak Terpakai
Kebiasaan belanja secara impulsif juga bisa menyebabkan banyak barang menumpuk di rumah.
Karena belanja yang hanya didasarkan pada keinginan semata, barang-barang yang sudah dibeli pun seringkali tidak terlalu dibutuhkan atau hanya terpakai sebentar.
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Perilaku impulsive buying ini bisa merusak kesehatan finansial. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengatur perencanaan keuangan dan menghindari perilaku belanja secara impulsif ini.
Cobalah untuk memahami kembali apa itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Hal ini penting agar Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan berbelanja.
Untuk mengatur keuangan, Anda bisa menggunakan skala prioritas dengan perbandingan alokasi dana 40% - 30% - 20% dan 10%.
- 40% dapat dialokasikan untuk jenis kebutuhan rutin, akomodasi dan kebutuhan pokok lainnya.
- 30% dari dana Anda bisa dialokasikan untuk cicilan atau kredit dengan porsi kredit produktif harus lebih dari 15%.
- 20% dari dana Anda bisa digunakan untuk proteksi dan investasi.
- 10% sisanya dapat Anda gunakan untuk dana sosial atau bantuan lainnya.
Untuk porsi alokasi dana 20% yang digunakan untuk proteksi dan investasi, bisa Anda manfaatkan untuk investasi dengan memilih beberapa instrumen investasi yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
Sebagai salah satu lembaga keuangan terpercaya di Indonesia, BRI menghadirkan sejumlah instrumen investasi yang bisa menjadi solusi perencanaan keuangan masa depan Anda lewat Layanan Wealth Management BRI.
Layanan Wealth Management BRI untuk Kelola Finansial Masa Depan
Wealth management BRI ini merupakan layanan perbankan yang dipersonalisasi untuk nasabah high net worth individual (BRI Private) dan mass affluent (BRI Prioritas).
Melalui layanan ini, BRI menyediakan kemudahan dalam pengelolaan aset, termasuk konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, proteksi, serta dana pensiun.
Berikut beberapa produk instrumen investasi yang tersedia dalam layanan wealth management BRI.
- Reksa Dana
Salah satu instrumen investasi yang tersedia pada layanan wealth management BRI adalah reksa dana. Reksa dana merupakan produk investasi yang dirancang untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi (MI).
Beberapa jenis reksa dana yang tersedia antara lain reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
- Obligasi Ritel
Nasabah BRI Prioritas juga bisa memilih instrumen investasi berupa obligasi ritel atau ORI. ORI yang tersedia dalam layanan ini adalah seri ORI025-T3 dan ORI025-T6 yang memang merupakan seri terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kedua jenis obligasi ritel ini mulai dibuka penawarannya sejak 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024.
Pembelian obligasi ritel melalui SBN bisa dilakukan di BRImo. Sementara itu, untuk melakukan pembelian unit reksa dana, Anda bisa melakukannya di UKER APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) BRI.
Itulah detail informasi mengenai Layanan Wealth Management BRI yang bisa Anda jadikan solusi dalam pengelolaan aset.
Berbagai instrumen investasi menjanjikan dan terpercaya pada layanan ini diharapkan dapat membuat Anda tergerak untuk menghindari impulsive buying dan mengalokasikan dana untuk merencanakan kemapanan finansial di masa depan.
Anda bisa mempercayakan alokasi investasi Anda kepada layanan wealth management BRI.