Harga Emas Terus Cetak Rekor, Terkerek Prospek Penurunan Suku Bunga AS

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi emas batangab PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).
Penulis: Happy Fajrian
26/3/2024, 12.15 WIB

“Harga emas mungkin akan naik lebih tinggi seiring suku bunga yang lebih rendah dan ketidakpastian mendorong pasar beralih ke emas,” ujarnya menambahkan.

Harga emas telah naik secara stabil sepanjang tahun ini, naik sekitar 6,6% secara year to date. Sejak November 2023, harga bertahan di atas level US$ 2.000 per ons, kemudian mulai melonjak pada Februari dan membuar rekor tertinggi baru bulan ini.

Goldman Sachs Prediksi Harga Emas Naik hingga 15%

Goldman Sachs memprediksi harga-harga komoditas energi dan tambang akan meningkat tahun ini didorong oleh penurunan suku bunga oleh bank sentral. Bank investasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), ini melihat potensi kenaikan harga komoditas hingga 15%.

“Suku bunga yang lebih rendah akan membantu pemulihan industri manufaktur dan merangsang permintaan konsumen meski risiko geopolitik terus berlanjut,” tulis analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan seperti dikutip Bloomberg, Senin (25/3).

Para analis bank tersebut menyebut bahwa minyak mentah, aluminium, tembaga, dan emas, sebagai beberapa komoditas yang harganya dapat meningkat signifikan tahun ini berkat perubahan prospek ekonomi.

“Kami menemukan bahwa penurunan suku bunga AS di lingkungan non-resesi menyebabkan harga komoditas lebih tinggi, dengan dorongan terbesar pada logam, khususnya tembaga dan emas, diikuti oleh minyak mentah,” tulis mereka.

“Dampak positif terhadap harga cenderung meningkat sejalan dengan waktu, seiring dengan masuknya dorongan pertumbuhan dari kondisi keuangan yang lebih longgar,” kata analis Goldman.

Halaman: